JAKARTA - Operasi penangkapan Bupati Buol Amran Batalipu oleh tim Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (6/7) di ni hari tadi ternyata tak berlangsung mulus. Tim KPK yang menggandeng Brimob bersenjata lengkap, ternyata dihadang oleh kelompok bersenjata tajam.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto mengungkapkan bahwa tim KPK yang membekuk Amran di rumahnya di Buol, Sulawesi Tengah, pukul 03.30 WITA, sempat mendapat perlawanan. "Kasus ini menjadi menarik karena orang yang diduga melakukan tindak pidana ini (Amran) melawan. Itu sebabnya KPK menggunakan prosedur hukum tegas. Dalam penjemputan tengah malam tadi, di depan rumahnya ada kerumunan orang dan senjata tajam," kata Bambang Widjojanto di gedung KPK, Jumat (6/7) malam.
Dijelaskannya, operasi penangkapan Amran merupakan lanjutan dari operasi tangkap tangan oleh tim KPK terhadap Yani Anshori, di Buol pada 26 Juni lalu. Sementara Amran yang hendak disuap oleh anak buah pengusaha Hartati Murdaya itu terlanjur kabur.
Keesokan harinya, KPK juga menangkap kolega Anshori yang bernama Gondo Sudjono. Keduanya langsung dijadikan tersangka oleh KPK selaku pemberi suap terkait pengurusan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit milik PT Hardaya Inti Plantations (HIP).
Saat ini Amran Batalipu masih dalam perjalanan menuju gedung KPK setelah dibawa dari Buol ke Toli-Toli dan kemudian diterbangkan ke Palu, Sulawesi Tengah. "Sekarang sudah dalam perjalanan menuju Jakarta," tambah Bambang.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Marwan Ingin Diperiksa Jaksa Agung
Redaktur : Tim Redaksi