jpnn.com - JOMBANG - Satu per satu warga Jombang yang diduga terlibat organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) terungkap. Pada Sabtu (16/1) Zainuddin, 23, warga asal Dusun Nganjur, Desa Tugusumberjo, Kecamatan Peterongan, ditangkap polisi di Pelabuhan Pontianak, Kalimantan Barat.
Anak kedua di antara tiga bersaudara pasangan suami istri (pasutri) Asmawati dan Sukardi itu diketahui kedapatan membawa dokumen Gafatar saat menumpangi KM Bukit Raya. Dokumen dalam tas miliknya yang terjaring razia polisi tersebut berupa buku dan selebaran tentang Gafatar. Pemuda kelahiran 1993 itu mengaku pernah bergabung dengan Gafatar mulai 2006 hingga 2011.
Kapolsek Peterongan AKP M. Amin mengungkapkan, pasca kejadian itu, kemarin pihaknya memperdalam informasi penangkapan Zainudin kepada keluarga. Langkah tersebut sekaligus dilakukan untuk memastikan identitas terduga pada keluarga yang tinggal di Dusun Nganjur, Desa Tugusumberjo.
''Kedatangan kami ke rumah Zainuddin untuk memastikan terkait informasi salah satu warga Peterongan yang diamankan polisi di Kalimatan Barat. Sebab, dia diduga bergabung organisasi Gafatar,'' ujarnya saat ditemui di rumah Zainuddin Minggu (17/1).
Berdasar hasil keterangan yang didapat sementara, Zainuddin memang pernah bergabung dengan Gafatar. ''Itu informasi awal dan saat ini masih kami perdalam. Namun, pihak keluarga mengakui, yang bersangkutan memang anggota keluarganya,'' katanya.
Selain Zainuddin, selama ini memang banyak warga setempat yang tinggal di Pontianak untuk bekerja. ''Tapi, untuk keterlibatan Gafatar, kami belum bisa memastikan,'' jelasnya.
Amin berjanji terus melakukan pendalaman pasca penangkapan Zainuddin oleh pihak kepolisian Pontianak. Ditemui secara terpisah, Asmawati, ibunda Zainuddin, menyatakan tidak tahu jika anaknya bergabung dengan Gafatar. ''Tidak tahu. Setahu saya dia (Zainuddin, Red) tidak pernah ikut organisasi,'' ungkapnya.
Menurut dia, sebelum berpindah ke Kalimantan Barat, anak keduanya itu bekerja di Surabaya. ''Dia orangnya pendiam. Hanya pernah cerita kalau kerja di Kalimantan nggak kerasan,'' jelasnya.
Asmati menceritakan, selama ini Zainuddin punya kebiasaan pulang kampung setiap tiga bulan sekali. ''Nggak ada yang berbeda saat dia pulang. Keluar rumah hanya saat diajak temannya ngopi,'' ucapnya. (oza/ris/c15/any/mas)
BACA JUGA: Mirna Dibunuh Secara Berencana, 30 Kali Lebih Kuat dari Racun Munir
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politikus PDIP Bela Fahri Hamzah
Redaktur : Tim Redaksi