Tanoto Scholars Gathering 2024, Bamsoet Ingatkan Pentingnya Wawasan Kebangsaan

Selasa, 30 Juli 2024 – 00:20 WIB
Ketua MPR RI ke-16 sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo saat memberikan Pembekalan Kebangsaan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada Tanoto Scholars Gathering 2024, secara virtual Senin (29/7). Foto TF

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengingatkan kemajuan artificial intelligence (AI) memberikan disrupsi pada dunia pendidikan.

Masifnya AI Generatif seperti ChatGPT, Gemini, dan lainnya, membuat siswa/mahasiswa bisa dengan mudah mendapatkan berbagai pengetahuan akademik, bahkan tanpa perlu bertanya kepada guru/dosen di kelas.

BACA JUGA: Bamsoet Terima Kunjungan Pengurus Perikhsa Bali dan Jawa Timur

Bamsoet-panggilan akrabnya- mengutip laporan Grand View Research bahwa pasar teknologi AI di dunia pendidikan meningkat dari USD 36,37 juta pada 2020 menjadi USD 556,9 juta tahun 2021, dan mencapai USD 2,5 milliar di 2022.

Temuan lain dari Deloitte, nilai pasar AI Generatif mencapai USD 44 milliar pada 2023, dan USD 66 milliar pada 2024. 

BACA JUGA: Tanoto Scholars Gathering 2024 Siapkan Calon Pemimpin dengan Pola Pikir Keberlanjutan 

"Allied Market Research memprediksi pasar teknologi AI di dunia pendidikan alan mencapai USD 88,2 milliar tahun 2032," ujar Bamsoet dalam Pembekalan Kebangsaan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada Tanoto Scholars Gathering 2024, secara virtual Senin (29/7).

Pada sosialisasi tersebut hadir antara lain, CEO Tanoto Foundation Benny Lee, Country Head Tanoto Foundation Indonesia Inge Kusuma, Head of Leadership Development and Scholarship Tanoto Foundation Indonesia Michael Susanto, serta Head of Strategic and Impact Communication Tanoto Foundation Indonesia Deviani Wulandari.

BACA JUGA: Temuan Studi Tanoto Foundation, Tempat Tinggal Pengasuh Memengaruhi Pengasuhan Anak

Dia menjelaskan, sebagai dosen, dirinya perlu kerja keras mengoreksi berbagai tugas maupun disertasi mahasiswa, karena harus bisa membedakan mana yang tugasnya dikerjakan oleh AI, mana  mahasiswa sendiri. 

Menurut Bamsoet, para peserta didik harus bijaksana menggunakan AI.

Jangan hanya memanfaatkannya untuk copy paste mengerjakan tugas.

Kehadiran AI seharusnya bisa memperluas jangkauan pengetahuan, bukan justru menjadikan peserta didik kehilangan jati dirinya sebagai pencari ilmu.

"Daripada menghalangi kemajuan AI, dunia pendidikan kita justru harus adaptif. AI bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan aktifitas pembelajaran, hingga manajemen pendidikan," ujarnya. 

Di sisi lain, orientasi pendidikan tidak boleh hanya fokus pada melahirkan generasi yang memiliki kecerdasan akademik, melainkan juga harus memiliki karakter.

Oleh karena itu, pemahaman terhadap wawasan kebangsaan harus dikedepankan, bersamaan dengan sikap berpikir kritis, analitis, kreatif, dan imajinatif. 

Dia menerangkan, urgensi penanaman wawasan kebangsaan makin penting, mengingat banyak hasil survei mengindikasikan melemahnya penghargaan generasi muda terhadap nilai-nilai luhur bangsa.

Misalnya, tahun 2017, survei CSIS menemukan sekitar 9,5 persen generasi milenial setuju mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain.

Tahun 2018, survei LSI menemukan fakta bahwa hanya 6,2 persen siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar tentang materi wawasan kebangsaan.

Tahun 2020, hasil survei Komunitas Pancasila Muda mencatat masih ada sekitar 19,5 persen responden yang merasa tidak yakin bahwa nilai-nilai Pancasila penting, atau relevan bagi kehidupan mereka.

Pancasila hanya dianggap sekedar istilah yang tidak benar-benar dipahami makna filosofisnya.

"Tahun 2022, hasil survei Litbang Kompas dan Pusat Studi Kebangsaan Indonesia, melaporkan hanya 28,6 persen siswa yang memahami Pancasila di ruang kelas, sedangkan 2,7 persen siswa memahaminya dari media sosial," terangnya. 

Berbagai hasil survei tersebut menjadi gambaran betapa Pancasila makin terealisasi dan terpinggirkan dari diskursus kebangsaan generasi muda bangsa, sambung Bamsoet. (esy/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... OceanX dan Tanoto Foundation Ajak Pelajar Teliti Laut Indonesia


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler