Tanpa Gelar Lagi, PBSI Anggap Wajar

Senin, 27 Juni 2011 – 07:45 WIB
JAKARTA - Entah alasan apalagi yang harus diungkapkan oleh PB PBSI setelah gagal total dalam kejuaraan bulu tangkis Djarum Indonesia Open 2011Ya, untuk kali ketiga beruntun, tuan rumah harus gigit jari

BACA JUGA: Riedl Bekali Tim Tunas Garuda

Dua peluang juara yang bisa diraih pada final kemarin, tak satupun yang membawa hasil.

Ganda putri Vita Marissa/Nadya Melati dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir gagal mempersembahkan gelar untuk Indonesia
Alhasil, semua gelar yang diperebutkan menjadi milik pemain luar.

Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto mengakui bahwa hasil yang diraih ini di luar dugaan

BACA JUGA: Sulit Pagari Pemain, Arema Tunggu Kongres PSSI

Sebab, mereka sebelumnya optimistis setidaknya satu gelar bakal diamankan oleh pasukan Merah Putih.

Kans terbesar seungguhnya ada pada Tontowi/Lilyana
Pasangan itu tampil begitu perkasa di tiga kejuaraan terakhir dan pulang dengan gelar juara

BACA JUGA: Robinson-Smith pun Pakai Motor Honda

Tapi, saaat tampil di depan publik sendiri justru gagal jadi juara.

"Inilah pertandinganDi negeri orang kami juara, tapi di negeri sendiri kami harus kalah dan kehilangan gelarMengecewakan memang, tapi mau bagaimaa lagi," ungkap Yacob kemarin (26/6).

Pria yang juga ketua umum Pengprov PBSI Jatim itu minta maaf karena berbagai cara yang dilakukan ternyata belum juga menghasilkan hasil maksimal di Djarum Indonesia OpenMeski begitu, Yacob menilai hal itu wajarSebab, kondisi saat ini masih dalam transisi awal setelah pergantianDia berharap kekalahan ini menjadi pelecut semangat untuk bisa tampil lebih baik lagi di kejuaraan berikutnya.

"Saya melihat permainan anak-anak mulai meningkatJadi, masih ada harapan untuk beberapa tahun ke depanMasih banyak ajang yang kami laluiKami gagal hari ini, tapi ke depan tidak boleh seperti ini," tegasnya.

Menurut Yacob, kegagalan kali ini tak lepas dari naik level kejuaraan dari super series ke super series premierKarena itu, tingkat persaingan pun jadi lebih ketat dan beratSisi positifnya, para pemain Indonesia mendapatkan pengalaman luar biasaMental bertanding mereka terasah karena bertemu dengan pemain-pemain terbaik di dunia.

"Ini liku-likunyaDengan level yang tinggi persaingan jadi ketat karena pemain yang datang level atasKalau sekedar ingin juara disini, tak perlu mengundang yang terbaik," kata lelaki yang juga ketua panpel Indonesia Open 2011 tersebut.

Kabid Binpres PB PBSI Hadi Nasri juga menguatkan pernyataan YacobDia melihat justru dalam kejuaraan kali ini ada peningkatan level dari pemain-pemain muda Indonesia.

Dia mencontohkan sukses pemain kelas dua seperti Angga Pratama/Ryan Agung, Anneke Feinya/Nithya Krishinda yang bisa menembus persaingan di babak kedua"Bagi kami yang terpenting adalah prosesnya, bukan bagaimana hasil akhir untuk saat iniSaya di sini masih baru dan mulai membangunSemoga ini awal yang baik," kata Hadi.

Saat Indonesia harus meratapi kekalahan, Tiongkok lagi-lagi membuktikan ketangguhannyaMereka tampil dominan dengan merebut empat gelarYakni putra, ganda putri, ganda campuran, dan" tunggal putriSatu-satunya gelar yang lepas dari Tiongkok adalah nomor tunggal putra yang direbut andalan Malaysia Lee Chong Wei(aam/ca)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bisa Pemanasan jadi Lebih Nyaman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler