Tanpa Lipstik

Oleh: Dahlan Iskan

Sabtu, 20 Juli 2024 – 09:01 WIB
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - "Dia terlalu hitam untuk mewakili sosok wanita India masa kini".

Tidak hanya satu-dua orang yang berkomentar begitu. Bacalah sendiri di Times of India: tidak banyak yang memuji tampilan istri calon wakil presiden pasangan Capres Donald Trump itu.

BACA JUGA: Wamen Magang

Cawapres Donald Trump JD Vance dan istrinya Usha Chilukuri.--

Nama wanita itu Anda sudah tahu: Usha Chilukuri. Dia istri JD Vance, lelaki Ohio yang baru saja dipilih Trump sebagai pasangannya.

BACA JUGA: Infrastruktur Prabowo

Saya pun mencari video itu: ketika Usha tampil di konvensi Partai Republik di Milwaukee dua hari lalu.

Usha naik podium untuk memberi pengantar tampilnya sang suami –yang akan berpidato mengenai kesanggupannya sebagai calon wakil presiden Trump.

BACA JUGA: Gayus Ike

Semula saya menyangka Usha akan tampil seperti wanita di sekitar Trump pada umumnya: glamour, dengan make up sempurna dan sepatu hak tinggi yang lancip.

Usha ternyata beda. Dia seperti berdandan ala kadarnya. Bajunya biru polos. Rambutnya memang rapi tetapi tidak ber-make up. Tidak ada goresan alis yang tajam seperti umumnya para wanita di sekitar Trump.

Tidak pakai lipstick. Bibirnya dibiarkan berwarna gelap. Tidak ada olesan apa pun di pipi.

Lihatlah pula sepatunya. Haknya memang agak tinggi tetapi besar dan bersegi. Lihat juga lehernyi: polos. Tidak ada kalung mutiara atau berlian. Pun tangannya: polos tanpa gelang atau aksesori.

Ketika Usha berpidato rambutnya dibiarkan menutupi mata kanannya. Hanya sesekali rambut itu disibak tetapi secepat itu pula kembali menutupi mata kanannya.

Terlalu sedikit informasi tentang Usha. Termasuk dari India bagian mana orang tuanya berasal.

Melihat sosoknya yang tinggi, dia mestinya berasal dari India tengah-utara. Akan tetapi melihat gelap kulitnya dia dari belahan selatan.

Yang jelas ayah-ibunya asli India. Mereka pindah ke Amerika tahun 1980-an –dikenal sebagai dekade India melawat ke barat.

Dalam pidato pengantar itu Usha bercerita dia bertemu dengan Vance di Yale University. Sama-sama kuliah di universitas papan atas Amerika itu.

"Awalnya kami hanya berteman," ujar Usha. Lantas saling jatuh cinta. Vance pun mau belajar masak masakan India dari calon mertua, bahkan mau mengikuti gaya hidup Usha sebagai vegetarian.

Mereka pun menikah. Di negara bagian tetangga Ohio, Kentucky. Nikah secara Hindu.

Penampilan sederhana Usha itu terasa klop dengan identitas yang sedang dibangun sang suami: mewakili pemilih kaum buruh kulit putih kelas menengah Amerika. Ini untuk menutup ''kelemahan'' Trump yang hanya mewakili golongan orang kaya.

Vance memang berasal dari keluarga pekerja pabrik baja di Middletown di Ohio. Banyak industri baja di masa lalu di negara bagian Ohio dan sekitarnya.

Di kawasan ini memang dilewati sungai besar Mississippi –sungai terpanjang kedua di dunia. Sungai besar, di masa lalu, sangat penting bagi industri. Baik karena air bakunya maupun untuk lalu-lintas angkutannya.

Industri di kawasan itu hilang satu per satu. Kalah bersaing dengan produk Tiongkok. Ekonomi kawasan itu pun merosot. PHK terus-menerus terjadi.

Inilah kawasan yang paling terkena dampak industrialisasi di Tiongkok. JD Vance menjadi saksi hidup dari kemerosotan ekonomi selama puluhan tahun itu. Dia mengalaminya sendiri.

Kini tinggal satu pabrik baja di Middletown: AK Steel. AK singkatan dari Armco dan Kawasaki. Dari nama itu saja sudah menandakan bukan lagi sepenuhnya milik Amerika.

Vance dengan cerdas menyerang Joe Biden justru dari begitu lamanya Biden merajai dunia politik.

"Biden telah mengendalikan politik lebih panjang dari umur saya," ujar Vance yang kini berumur 39 tahun –cawapres termuda dalam sejarah Amerika.

Dia menyebut kemerosotan ekonomi itu terus terjadi di sepanjang masa Biden berada di politik.

Vance memang penulis yang andal. Dia pernah jadi wartawan di Iraq untuk media di Amerika. Itu karena Vance pernah dinas militer di Iraq saat dia aktif di Marinir.

Pengalaman hidup bersama kemerosotan ekonomi di kawasan Midwest itulah yang ditulis Vance dalam sebuah buku. Judulnya puitis: Hillbilly Elegy. Itu jadi salah satu buku terlaris di Amerika. Saking menariknya cerita di buku tersebut diangkat ke layar film.

Rasanya kini Trump dapat pasangan yang serba melengkapi. Termasuk dalam hal umur. Memang gaya pidatonya tidak sebagus tulisannya, tetapi Vance telah jadi daya tarik baru di Pilpres Amerika.

"Kami punya tiga anak, tetapi Vance masih suami paling menarik seperti dulu. Masih sama," ujar Usha yang belajar sejarah tetapi menjadi ahli hukum seperti sang suami.

"Dia masih laki-laki yang sama, kecuali jambangnya,” ujar Usha.

JD Vance memang tampil lebih tua dari 39 tahun. Saya setuju: itu karena dia berkumis, berjanggut, dan berjambang.(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Viral S-3


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler