Tanpa Pemain Diaspora PSSI, Shin Tae Yong Hanya Pelatih Biasa

Minggu, 22 Desember 2024 – 01:34 WIB
Shin Tae Yong (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (21/12/2024). ANTARA/Aris Wasita

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat sepak bola Kesit Handoyo menilai pelatih Shin Tae Yong gagal meramu timnas muda yang berlaga di ASEAN Cup 2024 menjadi pesaing yang tangguh.

Kekalahan Timnas di laga penentu penyisihan grup B, 0-1 dari Filipina yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Jateng, Sabtu (21/12), menurut Kesit menguatkan kesan bahwa kualitas pelatih Korsel itu tergolong biasa.

BACA JUGA: Indonesia Gagal ke Semifinal ASEAN Cup, Pelatih Harus Bertanggung Jawab

Gol Filipina dicetak Kristensen melalui titik pinalti di babak kedua menit ke 63.

"Bukan maksud membedakan, namun terlihat bagaimana ketika strategi dan taktik tidak bisa berjalan tanpa ditunjang kualitas pemain, maka mutu pelatih pun akan kelihatan. Tanpa pemain diaspora yang sudah didatangkan PSSI, terlihat STY gak bisa apa-apa," ujarnya.

BACA JUGA: Coach Justin Frustrasi dengan STY Menjelang Indonesia Vs Filipina di ASEAN Cup

Pertandingan Indonesia vs Filipina di babak pertama berlangsung cukup sengit.

Intensitas permainan yang tinggi membuat beberapa pelanggaran tak terhindarkan.

BACA JUGA: ASEAN Cup 2024: Kalahkan Singapura, Thailand Melaju ke Semifinal

Total ada 16 pelanggaran yang terjadi selama interval pertama dengan empat kartu kuning dan satu kartu merah. Muhammad Ferrari menjadi sorotan setelah menyikut pemain Filipina di kotak penalti The Azkals.

Bermain dengan sepuluh pemain, Indonesia mulai menyerang sejak babak kedua dimulai. Namun, gawang Indonesia justru kebobolan melalui tendangan penalti Kristensen setelah tendangan Tabinas mengenai tangan Dony Tri Pamungkas di kotak penalti. Skor 0-1 untuk Filipina.

Pemain Indonesia mencoba untuk merespon gol tersebut. Namun, hingga peluit panjang dibunyikan, skor 0-1 untuk kemenangan Filipina tak berubah.

"Memang Timnas di ASEAN Cup ini tergolong muda, dengan mayoritas di bawah 22 tahun, tetapi, sejak laga pertama melawan Myanmar, lalu Laos, Vietnam, dan Filipina, permainan mereka tidak berkembang. STY memang mengalami kesulitan ketika dia hanya mengandalkan pemain lokal yang jam terbangnya sedikit, berbeda dengan pemain timnas yang didominasi pemain diaspora," katanya. (rhs/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Haris Rusly Moti: Saya Mendapat Informasi Suara Pramono-Rano Tidak Melampaui 50%


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler