jpnn.com, TULUNGAGUNG - Memanfaatkan halaman Masjid Al Mimbar, sejumlah anak di Desa Majan, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, meramaikan malam Ramadan dengan bermain sepak bola api.
Di bawah pengawasan guru ngaji mereka, belasan anak bermain bola dari buah bintaro, yang sebelumnya telah direndam di dalam minyak tanah dan kemudian dibakar.
BACA JUGA: KPK Tetapkan Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung Tersangka Suap
Meski bola yang digunakan merupakan bola api, tanpa rasa takut, anak-anak ini saling berebut layaknya bermain bola pada umumnya. Dengan bertelanjang kaki, mereka saling menendang bola api, untuk menjebol gawang lawan, yang ditandai dengan tumpukan sandal.
BACA JUGA: Anji Takjub Melihat Api Abadi di Geopark Bojonegoro
BACA JUGA: Fit Olympic Edukasi Anak-Anak Manfaat Permainan Tradisional
Rupanya mereka sudah terbiasa dan mahir memainkan bola api, tanpa mengakibatkan cidera. "Yang paling sulit menjadi kiper. Karena harus menjaga gawang agar tidak kebobolan. Bahkan harus berani memegang bola api dengan tangan kosong," tutur Muhamad Syifa salah satu anak.
Selain untuk menyemarakkan malam Ramadan, permainan sepak bola api juga sebagai pendidikan karakter untuk melatih fisik dan mental anak-anak supaya kuat dan berani.
BACA JUGA: Coba Kabur, Dor! Residivis Pelaku Curanmor Ditembak Polisi
"Permainan sepak bola api ini merupakan tradisi turun temurun. Biasa dilakukan anak-anak usai tadarus di Masjid Al Mimbar," kata Mohamad Roziq Bastomi, guru ngaji. (pul/pp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fitolympic Edukasi Anak-Anak tentang Manfaat Permainan Tradisional
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti