Tantangan Berat Pengendalian Tuberkulosis

Senin, 25 Maret 2013 – 07:17 WIB
JAKARTA--Indonesia baru saja dikukuhkan sebagai negara paling berhasil dalam mengatasi persolan Tuberkulosis (TB) oleh USAID. Namun sejumlah tantangan berat dalam pengendalian penyakit menular itu sudah menunggu di depan mata. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan sejumlah program untuk mengatasinya.
 
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen P2PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, persoalan penanggulangan TB selanjutnya tidak tambah mudah. "Diantara tantangannya adalah, meningkatnya koinfeksi TB-HIV, kasus TB-MDR (multidrug resistant), dan kesinambungan pembiayaan program pengendalian TB sendiri," kata Tjandra.
 
Dia mengatakan jika keberhasilan Indonesia yang mendapat penghargaan dari negeri Paman Sam itu adalah untuk upaya menekan jumlah kasus TB. Meskipun berhasil menekan jumlah kasus TB, Tjandra tidak menutup mata jika jumlah pasien TB dan kematian akibat TB masih lumayan banyak.
 
Kemenkes sudah menyiapkan sejumlah scenario mengatasi tantangan TB tadi. Diantaranya adalah diikutsertakan pengetahuan dan pelaksanaan TB pada proses akreditasi rumah sakit serta surat tanda register (STR) dan surat ijin praktek (SIP) oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Selain itu juga untuk surat ijin praktek apoteker (SIPA) oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Dengan cara ini informasi soal TB kepada masyarakat semakin kuat.
 
Cara berikutnya adalah penggunaan rapid diagnostic test dalam pemeriksaan TB melalui implementasi metode LPA (Line Probe Assay). "Penguatan pembiayaan pasien TB bersama jaringan asuransi swasta, Jamsostek, dan Jamkesda serta Jamkesmas juga kita perkuat," tutur Tjandra.
 
Tjandra yang Minggu (24/3) memperingati hari TB sedunia mengatakan, sosialiasi tentang TB ke pada masyarakat tidak boleh dijalankan sembarangan. Selain itu Kemenkes akan mengembangakan pelayanan pasien TB-MDR. Tjandra juga mengatakan, saat ini program pengendalian donor masih tergantung kepada donor. Untuk itu saat ini sedang dimatangkan strategi global fund.
 
Dari catatan Tjandra terangkum bahwa sejak 1995 ada 20 juta orang berhasil diselamatkan dan 51 juta pasien TB dapat disembuhkan. Kemudian sejak 2010 angka kesembuhan TB mencapai 87 persen. "Angka kesembuhan yang tinggi ini belum pernah terjadi sebelumnya," katanya. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Protein Ikan Mencegah Kanker

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler