Tantangan Non-Tradisional Mengancam Asia Tenggara, Menlu Retno Beri 3 Solusi

Sabtu, 06 Agustus 2022 – 03:13 WIB
Tangkapan layar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pengarahan pers yang dipantau dari Jakarta, Senin (28/3/2022). Foto: ANTARA/Aria Cindyara

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pertemuan Forum Regional Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ARF) menyoroti pentingnya untuk memperhatikan berbagai ancaman non-tradisional yang dapat menjadi ancaman terhadap kepentingan masyarakat.

“Ancaman non-tradisional, seperti krisis energi, krisis pangan, jangan dilupakan untuk diberi perhatian di tengah situasi tantangan keamanan, karena isu terkait pangan dan energi sangat terkait dengan kepentingan rakyat,” kata Retno dalam pertemuan ARF pada Jumat, seperti dikutip dari pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri.

BACA JUGA: Retno Marsudi Dorong Penggunaan Nuklir yang Bermanfaat

Ia menjelaskan bahwa ada kemungkinan terjadinya konflik di kawasan seperti apa yang terjadi di kawasan lain. Selain itu, ketegangan yang terjadi di berbagai bagian dunia juga dapat meningkat dan memburuk.

Ia pun mempertanyakan apa yang harus dilakukan dunia jika hal-hal tersebut terjadi dan memberikan tiga saran yang ia ajukan.

BACA JUGA: Menlu Retno Sangat Kesal kepada Junta Myanmar, Pernyataanya Keras, Tegas!

“Pertama, terus perkuat dialog dan paradigma kolaborasi,” katanya.

Kedua, lanjutnya, ia menyarankan untuk terus memperkuat penghormatan terhadap hukum-hukum internasional.

BACA JUGA: Sentil China soal Rivalitas di Kawasan, Menlu Retno: Indonesia Sangat Khawatir

Poin ketiga dan terakhir yakni untuk tidak melupakan bahwa selain menghadapi tantangan tradisional terkait keamanan, dunia juga tidak boleh melupakan berbagai tantangan non-tradisional.

“Tantangan ini penting untuk terus diatasi melalui kerja sama karena menyangkut langsung kepentingan rakyat,” tambahnya.

Pertemuan ARF yang digelar di Phnom Penh itu telah mengadopsi sejumlah dokumen, termasuk ARF Statement to Promote Peace, Stability and Prosperity in the Region through Preventive Measures.

Dalam pertemuan tersebut, para Menlu peserta ARF pun menegaskan urgensi ARF untuk tetap menjadi forum yang berperan dalam meningkatkan saling pengertian, saling percaya, serta transparansi di kawasan.

Indonesia, dalam dokumen yang diadopsi oleh ARF itu, telah berhasil membuat rujukan AOIP dalam ARF untuk pertama kalinya, di mana telah diakui pentingnya prinsip dan tujuan AOIP dalam ARF. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler