jpnn.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terekam mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI Prabowo Subianto setelah dihapusnya TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967.
Diketahui, aturan demikian berisi tentang tuduhan terhadap Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno sebagai pengkhianat.
BACA JUGA: Masuk ke Ruangan Acara HUT PDIP, Megawati Langsung Menyalami Sosok Ini
Megawati awalnya bersyukur TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967 dihapus, sehingga tiduhan Bung Karno berkhianat ke negara tidak terbukti.
Dia berbicara demikian saat menyampaikan pidato pembuka HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1).
BACA JUGA: Demi Guru Honorer, Alihkan Saja 1.853 Formasi Kosong Ini!
"Tuduhan Bung Karno pernah berkhianat, tidak terbukti, dan batal demi hukum, karena tidak pernah ada proses hukum apa pun yang diaksanakan untuk membuktikan tuduhan tersebut," kata Megawati.
Putri Bung Karno itu berharap ke depan tidak lagi muncul aturan yang bermuatan politik seperti dialami Bung Karno.
BACA JUGA: Persatuan PPPK Minta UU ASN Direvisi, Hapus Diskriminasi, Setara dengan PNS
Megawati menyebut keluarga besar PDIP mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota MPR RI yang menghapus TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967.
"Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pimpinan dan seluruh anggota MPR 2019-2024," ujar Ketua Dewan Pengarah BPIP itu.
Megawati juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia dengan dihapuskan TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967 sebagai upaya pelurusan sejarah.
"Ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada rakyat Indonesia atas pelurusan sejarah Bung Karno tersebut," ujar dia.
Megawati tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI Prabowo Subianto setelah TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967 dihapus.
"Ucapan terima kasih juga saya sampaikan juga kepada Presiden Prabowo Subianto yang sudah merespons surat pimpinan MPR RI terkait tindak lanjut pemulihan nama baik Bung Karno sebagai Presiden pertama RI," kata dia.
Megawati dalam pidato mengaku sering berbicara ke Sekretariat Negara (Setneg) memprotes nasib Bung Karno yang ditahan di rumah setelah tidak menjabat Presiden RI.
"Jadi kami keluarga waktu itu tidak tahu status Bung Karno itu saja, makanya saya bilang jangan, lo, orang Indonesia mau berkuasa melakukan hal-hal seperti itu lagi, menunggunya saja keadilannya lama sekali, kan, setengah abad lebih," kata dia. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan