Target Densus, Tangkap Thoriq Hidup Hidup

Sabtu, 08 September 2012 – 08:55 WIB
JAKARTA---Nama Muhamad Thoriq kini menjadi daftar atas buronan polisi. Gara-gara kabur saat warga mengetahui ada mesiu di rumahnya Tambora, Jakarta Barat, Thoriq jadi DPO. "Telegram sudah kami kirim ke seluruh Polda, juga fotonya," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Agus Rianto di kantornya Jumat (07/09).

Di rumah Thoriq, polisi menemukan lima bom pipa siap pakai, ratusan paku, serbuk belerang, dan juga panduan-panduan membuat bom. "Dari database memang tidak tercatat (sebagai teroris) tapi dengan fakta ini dia bisa dikatagorikan terduga kuat," katanya.

Agus berharap Thoriq menyerah saja. "Datang ke polsek di seluruh Indonesia, percayalah dengan proses hokum," kata perwira mawar tiga di pundak itu. Itu lebih baik daripada Thoriq harus ditangkap secara paksa. Apalagi jika harus ada upaya kekerasan karena yang bersangkutan melawan. "Densus melakukan pengejaran, targetnya ditangkap hidup," kata Agus.

Penangkapan Thoriq jadi prioritas, karena terbukti dia memiliki barang berbahaya. "Kita harus tahu sel aktifnya siapa saja, dimana saja, dan berapa kekuatannya," ujar Agus.

Penyidik  Densus 88 Mabes Polri juga telah meminta keterangan pada keluarga Thoriq. Hasilnya, ada keterangan yang bersangkutan akan membawa bom bom pipa itu ke Ambon. "Tapi, keluarganya tidak sadar kalau itu bom," katanya.

Sumber Jawa Pos di lingkungan anti teror menjelaskan, bom pipa adalah semacam "tanda tangan" kelompok Poso. "Dari rangkaiannya ini sama dengan yang dibawa Syaefudin Zuhri tersangka otak bom Marriott 2009," katanya saat dihubungi.

Zuhri sendiri tewas dalam penyergapan di Ciputat, dekat kampus UIN Syarif Hidayatullah pada 9 Oktober 2009. Saat itu, dua buah bom pipa sempat dilemparkan namun gagal melukai petugas.

Terpergoknya aktivitas Thoriq oleh warga menurut dia benar benar anugerah. "Bagaimana jika bom itu digunakan, tentu ini semacam kebetulan yang membahagiakan, ini juga sinyal kelompok ini melakukan perlawanan," kata perwira muda ini.

Peta terorisme di Indonesia juga semakin rumit. Satu kelompok digulung, munciul kelompok lain melakukan serangan. "Mereka sekarang sejak 2009 sudah lintas tanzhim (struktur, aliran). Semua bersatu melawan kita (polisi, red)," katanya. (rdl)



BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus 88 Geledah Rumah Saudara Firman

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler