jpnn.com - SURABAYA-Kendati bakal bertransformasi menjadi badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) ketenagakerjaan, PT Jamsostek (persero) gencar menambah jumlah kepesertaan. Targetnya bisa meningkatkan jumlah kepesertaan yang mencakup empat program utama menjadi 15,2 juta peserta.
Direktur Kepesertaan Jamsostek Junaedi mengatakan transformasi perusahaan menjadi BPJS ketenagakerjaan tinggal menghitung waktu. Tapi itu tidak mengubah rencana perseroan untuk terus meningkatkan jumlah kepesertaan.
BACA JUGA: Industri Otomotif Bergairah, Subsidi BBM Bisa Jebol
"Mulai 2014, kami harus mengalihkan kepesertaan pada BPJS kesehatan. Adanya peralihan itu tidak membuat provider berubah, sehingga seakan-akan tidak ada peralihan. Kami mengharapkan BPJS kesehatan bisa memberi layanan yang lebih baik," katanya di sela Jamsostek Goes to Campus di Unair kemarin (27/11).
Saat ini jumlah kepesertaan total tertanggung mencapai 15,9 juta. Dari total itu, sebanyak 11,9 juta di antaranya mengikuti empat program secara lengkap antara lain jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian.
BACA JUGA: Dorong Revisi Kesepakatan Perjanjian Perdagangan Bebas
"Tahun ini sebenarnya kami sudah mengakuisisi empat juta orang, tapi kemungkinan hanya tersisa 20 persen karena banyak yang keluar dengan berbagai faktor," ujarnya.
Dituturkan, pihaknya tetap gencar menggaet peserta baru. Apalagi, BPJS tidak hanya menangani sektor formal tapi juga informal.
BACA JUGA: Kadin Minta Pemerintah Paksa Swasta Endapkan Devisa
"Kami berharap ada penambahan peserta baru, terutama untuk paket lengkap dari 11,9 juta menjadi 15,2 juta. Kami ingin memberi kemudahan bagi yang ingin mengakses layanan jamsostek. Kami akan mengoptimalkan yang ada, termasuk memperluas kanal distribusi," sebutnya. Padahal tercatat jumlah angkatan kerja di sektor formal mencapai 40 juta orang.
Salah satu upayanya dengan penambahan sebanyak 53 kantor cabang baru dan 500 Jamsostek Service Point Office (JSPO). Sebelumnya, jumlahnya hanya 121 kantor. Bahkan JSPO tersebut tidak ada capex (capital expenditur) dan opex (operational expenditure).
"Sebab untuk membuka JSPO tersebut kami bekerja sama dengan Bank BRI, mereka bersedia menjadi service point kami. Ke depan, ada kemungkinan menambah lagi," terangnya.
Sementara terkait proses transformasi tersebut, pihaknya rutin menggelar program focus group discussion tiap bulan dengan PT Askes (persero). Diyakini, dengan program diskusi bulanan tersebut dapat memberikan pemahaman secara mendalam bagi masing-masing pihak.
"Supaya ketika nanti sudah di-deliver ke masyarakat, mereka tidak dirugikan dan tetap terpelihara dengan baik," kata dia.
Diperkirakan, jumlah peserta tertanggung yang dialihkan ke BPJS kesehatan mencapai 7,5 juta, yakni 3,2 juta di antaranya merupakan tenaga kerja dan sisanya keluarga dari tenaga kerja yang bersangkutan. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibangun 100 Rumah untuk Personil Polres Raja Ampat
Redaktur : Tim Redaksi