Target Serap 1,2 Juta Tenaga Kerja Lewat Produk Ekspor

Rabu, 03 Februari 2016 – 05:56 WIB
Ilustrasi

jpnn.com - SURABAYA – Pada 2019 nanti, Industri mebel RI menargetkan nilai ekspor naik menjadi USD 5 miliar. Angka tersebut diperkirakan mampu menyerap 1,2 juta tenaga kerja. ''Saat ini total tenaga kerja yang terlibat secara langsung mencapai 2,1 juta pekerja. Padahal, nilai ekspor kami baru USD 1,8 miliar,'' kata Sekjen Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Abdul Sobur kemarin (2/2).

Sebagai salah satu industri padat karya, lanjut dia, penyerapan tenaga kerja industri mebel cukup tinggi. Apalagi, industri mebel mayoritas menyerap tenaga kerja laki-laki. ''Di Indonesia, tenaga kerja laki-laki inilah yang masih menjadi tulang punggung keluarga,'' ujarnya. 

BACA JUGA: Wah, BI Musnahkan Rp 160,2 T

Kondisi tersebut berbeda dengan industri tekstil dan rokok yang mayoritas menyerap tenaga kerja perempuan. Selain itu, semakin besarnya pasar ekspor menjadi salah satu peluang industri mebel untuk menaikkan nilai ekspor.

''Nilai pasar mebel dunia bertumbuh dari USD 131 miliar menjadi USD 141 miliar dari 2014 ke 2015,'' jelasnya. Selain ekspor, pasar domestik industri mebel cukup menjanjikan. Ketua Bidang Pemasaran dan Promosi Internasional AMKRI Jawa Timur Peter S. Tjioe menyatakan bahwa tahun ini pasar mebel domestik mampu tumbuh sampai 50 persen.

BACA JUGA: Graha Pena Mulai Garap Perhotelan

''Pertumbuhan properti seperti hotel, apartemen, maupun landed house membutuhkan banyak mebel yang bisa dipasok industri dalam negeri,'' jelasnya. Selama ini pasar mebel dalam negeri masih diisi pemain asing. Sementara itu, pelaku mebel domestik justru fokus untuk ekspor.

''Padahal, secara kualitas, mebel kita tidak kalah dibandingkan mebel impor, bahkan lebih baik. Untuk mebel kelas premium pun kita juga lebih murah karena impor kan tergantung dolar,'' paparnya. Dia menjelaskan, selama ini pemain mebel lokal baru serius menggarap kitchen set.

BACA JUGA: Toshiba - Panasonic Tutup Pabrik, 2500 Buruh Akan Di-PHK

''Sedangkan untuk dining room maupun bedroom masih belum, kecuali untuk yang premium,'' ungkapnya. Pasar mebel di segmen menengah di Indonesia mayoritas masih diisi produk Tiongkok maupun Malaysia. Saat ini dari total produksi mebel di Indonesia, 70 persen diekspor. Porsi pasar lokal, persentasenya baru 30 persen. (vir/c15/oki/pda) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alhamdulillah, Pekerja Bakal Lebih Mudah Punya Rumah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler