BANDUNG – Tahun ini, PT Bio Farma menargetkan peningkatan laba hingga 15 persen. Selain itu, selaku produsen vaksin di Indonesia, Bio Farma terus melakukan penelitian terhadap vaksin-vaksin baru. Tahun lalu, laba yang didapatkan perusahaan dari hasil penjualan vaksinasi kepada masyarakat mencapai Rp 304 miliar.
Sedangkan nilai belanja modal yang dilakukan perusahaan BUMN ini tercatat berjumlah Rp 266 miliar. ”Sampai 2016, kami akan terus memproduksi vaksin. Target jualnya Rp 1,6 triliun dengan harapan laba sebesar Rp 350 miliar,” ungkap Iskandar, direktur utama PT Bio Farma. Sedangkan, untuk nilai belanja modal tahun ini diperkirakan akan memakan dana sebesar Rp 568 miliar.
Dengan nilai tersebut, dirinya mengaku sangat yakin dapat segera tercapai, mengingat penetrasi pasar dalam negeri mencapai angka 100 persen tiap tahunnya. Sedangkan, pasaran global hanya sebesar 0,6 persen. ”Tentunya kita juga sudah ekspor produk ke UNICEF dan India. Untuk domestik, angkanya sendiri mencapai Rp 488 miliar,” lanjut dia.
Menurut Iskandar, angka ekspor tersebut termasuk beberapa pengiriman produk-produknya seperti antiogen hingga enam produk, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, dan Polio. Dari jumlah itu, 70 persen di antaranya digunakan untuk ekspor dan sisanya diperuntukkan bagi pasar domestik. ”Untuk tahun ini, kita terapkan kebijakan 40 persen dalam negeri dan sisanya ekspor,” tandasnya.
Dia menambahkan, pendapatan laba tahun lalu, empat persen di antaranya diperuntukkan sebagai tambahan Corporate Social Responsibility (CSR). Sehingga, angka tersebut mencapai Rp 12 miliar. ”Salah satunya Bina Lingkungan sudah kita kucurkan Rp 15 miliar, seperti yang kami lakukan di Pantai Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi,” pungkasnya. (tyo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaji Top Eksekutif KKKS Migas Dibatasi
Redaktur : Tim Redaksi