Pengamanan internal dari pihak PT KAI juga tetap dilakukan. Setiap harinya, 24 petugas keamanan stasiun disiagakan. Mereka dibagi menjadi tiga sif, dan setiap sifnya berjumlah delapan personel.
Kapolres Bogor Kota, AKBP Hilman mengungkapkan, penempatan personel dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk mencegah hal yang tak diinginkan. “Personel sudah kami siagakan mulai dari H-4, setelah adanya kebijakan dari PT KAI untuk menaikkan harga tarif CL,” terangnya.
Personel penjagaan dilengkapi dengan senjata dan alat pengaman lainnya. Meski demikian, ia berharap kebijakan kenaikan tarif ini ditanggapi dengan baik oleh warga dan bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. “Personel tetap kami siaga sampai H+5 mendatang,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Bogor, Eman Sulaeman mengungkapkan, kondisi di hari kedua pasca pemberlakuan kenaikan tarif CL ini, situasi di Stasiun Bogor masih terkendali dan kondusif. Namun, ia tak menampik isu akan adanya aksi protes terkait kenaikan tarif tersebut. “Sampai hari kedua ini belum ada aksi protes dari para penumpang CL,” terangnya.
Bahkan, lanjut Eman, sampai saat ini jumlah warga yang menjadi penumpang komuter pasca kenaikan tarif, tidak mengalami penurunan. “Jumlah penumpang masih tetap sama seperti hari-hari sebelumnya, yakni 32 ribu orang per hari. Sedangkan pada jam-jam sibuk jumlahnya mencapai 16 ribu orang,” jelas Eman.
Sedangkan, Fitri (28) salah seorang karyawati di Jakarta mengatakan, meski merasa berat dengan kenaikan tarif ini, ia tetap menggunakan KRL sebagai moda transportasinya untuk berangkat kerja. Pasalnya, angkutan massal itu masih tetap lebih murah dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. “Tapi kita berharap agar fasilitas dan pelayanan PT KAI lebih ditingkatkan lagi,” tuturnya. (sdk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekonomi Indonesia Paling Cemerlang
Redaktur : Tim Redaksi