jpnn.com, SURABAYA - PT Pos Indonesia memberlakukan kenaikan tarif biaya pengiriman per 1 Januari 2019 lalu. Kebijakan itu sempat membuat pemakai jasa pengiriman resah. Terutama penjual dan pembeli online.
Agus Hanim, salah seorang perajin suvenir di Kenjeran, mengaku sudah mendengar soal kenaikan tarif pos tersebut. Dia sempat bingung. Peningkatan biaya pengiriman bisa berdampak pada bisnisnya.
BACA JUGA: Jasa Pengirimannya Bukan Lagi Manual, tapi Sudah Digital
''Saya coba ikuti dengan menaikkan biaya pengiriman. Tapi, pelanggan tidak merespons baik,'' ungkap Agus.
Padahal, lanjut dia, produknya lebih banyak diminati masyarakat luar daerah. Mayoritas karyanya dikirim ke kawasan Mojokerto. Agus mengaku tetap memakai jasa pos dan berupaya membujuk pelanggannya untuk menerima kenaikan biaya pengiriman.
BACA JUGA: Serikat Pekerja Gugat Manajemen PT Pos Indonesia
Manajer Pelayanan Kantor Pos Kebon Rojo Muslaeni menjelaskan, tarif baru sudah mulai diberlakukan kantornya. Memang sempat muncul pertanyaan dari pengirim barang. Namun, saat ini masyarakat sudah mulai memahami kebijakan anyar tersebut.
''Penurunannya hanya di awal. Dari data kami, jumlah masyarakat yang titip surat atau paket masih tinggi dan terus bertambah,'' ucapnya. Dia menuturkan, keluhan lebih banyak diutarakan penjual dan pembeli online. Petugas masih terus berupaya memberikan pemahaman kepada mereka.
BACA JUGA: Bea Cukai - Pos Indonesia Amankan Negara dari Narkoba
Muslaeni menjelaskan, kenaikan biaya pengiriman dipengaruhi tarif maskapai penerbangan. Peningkatan tidak hanya terjadi pada pengiriman dengan tujuan luar negeri. Pengiriman surat antar kecamatan di Surabaya juga naik.
Dulu biaya pengiriman biasa hanya Rp 5 ribu. Tarifnya naik sekitar Rp 20 persen. Sekarang biaya mengirim surat Rp 7 ribu.
''Untuk yang luar negeri, juga naik sekitar Rp 20 persen," jelas Muslaeni. Meski begitu, dia memastikan pengiriman barang di kantornya masih cukup tinggi. Dalam sehari, di Kantor Pos Kebon Rojo rata-rata ada 500 item yang dikirim.
Sebagian besar pengiriman merupakan jual beli online. Barang yang dikirim berjenis pakaian. Menurut Muslaeni, tujuan pengiriman masih didominasi antarkota di Jatim.
''Menariknya, kami juga masih banyak membantu pengiriman surat secara pribadi,'' kata Muslaeni.
Dalam sehari, kantor pos menerima sekitar 50 surat. Sebagian dikirim masyarakat untuk keluarganya di luar negeri. Kemarin salah satu surat yang dikirim seseorang untuk temannya sempat ditunjukkan kepada Jawa Pos. Dia masih berstatus pelajar.
Sekadar informasi, Kantor Pos Kebon Rojo merupakan kantor pos terbesar di Surabaya. Kantor pelayanan itu membawahkan 51 anak cabang dan 100 agen yang tersebar. (hen/c20/ano/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PT Pos Indonesia Gratiskan Pengiriman Bantuan Gempa Lombok
Redaktur & Reporter : Natalia