Tarif Tes Covid-19 di Indonesia Jadi Salah Satu yang Termurah di Asia  

Selasa, 24 Agustus 2021 – 07:15 WIB
Ilustrasi layanan swab test. Foto: Burname Farmasi

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah secara resmi menurunkan harga swab test PCR. Penurunan ini dinilai memberikan dampak yang positif bagi masyarakat Indonesia.

Melalui instruksi pemerintah, harga yang ditetapkan berkisar mulai Rp 495.000-Rp525.000, dan Indonesia menjadi salah satu negara di kawasan Asia Tenggara dengan biaya termurah untuk melakukan swab test PCR.

BACA JUGA: Berapa Tarif Tes PCR di Jakarta?

Menurut data dari Kemenkes, Indonesia memiliki tarif yang lebih murah dibandingkan beberapa negara Asia seperti Thailand dengan kisaran Rp 1.300.000 – Rp 2.800.000 untuk sekali swab test PCR dan Singapura dengan SGD 160 atau Rp 1.500.000 untuk layanan swab test PCR.

Hal ini berbeda dengan India yang mendapatkan subsidi penuh oleh pemerintah negaranya, serta alat swab test PCR, reagen yang digunakan hingga obat-obatan yang diproduksi. Sehingga tidak heran, tarif untuk swab test PCR di negeri tersebut jauh lebih murah dari Indonesia.

BACA JUGA: Pejabat Kemenkes Membeber Alasan Menurunkan Harga Tes PCR, Oh Ternyata

Direktur Utama Bumame Farmasi James Wihardja merespons positif instruksi dari pemerintah soal penurunan tarif swab test PCR.

“Kami sebagai penyedia jasa juga berusaha memaksimalkan solusi agar masyarakat bisa menggunakan layanan swab test PCR dengan mudah, aman, cepat, dan tentunya dengan tarif yang lebih terjangkau,” ujar dia dalam siaran persnya, Senin (23/8).

BACA JUGA: Tarif Tes PCR di Burname Farmasi Makin Ramah di Kantong

James menerangkan, pihaknya juga menjamin tingkat akurasi terbaik bagi masyarakat melalui layanan dan laboratorium mandiri yang dilengkapi komponen-komponen berkualitas terbaik.

Salah satu epidemiolog Dicky Gunawan turut angkat bicara terhadap kebijakan pemerintah tersebut.

“Jika saja Indonesia sudah bisa memproduksi reagen dan komponen pendukung swab test, pasti harganya bisa dikontrol, dikendalikan dan murah,” ujar Dicky.

Menurut dia, kendala saat ini adalah Indonesia masih menggunakan reagen dan komponen impor. “Selain it biaya investasi yang tinggi terutama alat laboratorium yang digunakan,” ungkapnya.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi juga menjelaskan bahwa saat ini Indonesia masih terkendala karena impor.

"Karena tes PCR masih impor ya termasuk bahan bakunya juga, sebagian besar juga impor," kata Nadia. (cuy/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler