Tarik Militer dan Mulailah Dialog Penuh Kasih di Papua

Kamis, 06 Desember 2018 – 16:09 WIB
Anggota TNI menuju helikopter yang akan membawa mereka ke pos di Mbua, Nduga Papua. Foto: Denny/Cepos

jpnn.com, JAKARTA - PP PMKRI mengutuk pembantaian pekerja di Nduga, Papua beberapa waktu lalu. Kekerasan terhadap warga sipil tak bersenjata oleh anggota OPM itu tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun juga.

Namun, PMKRI juga mengajak pemerintah untuk menyadari realitas yang terjadi di wilayah ujung timur Indonesia itu. Yakni, kekerasan dan kematian akan terus terjadi di Tanah Papua jika pendekatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia masih bersifat militeristik.

BACA JUGA: PMKRI Serukan Setop Kekerasan, Bangun Papua Dengan Hati

"Kami menyayangkan adanya kasus pembantaian di Nduga dan meminta pemerintah untuk menghentikan seluruh proyek pembangunan yang menggunakan pendekatan militeristik di Papua," tegas Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) Juventus Prima.

Juventus menekankan, orang Papua bukanlah bangsa terjajah yang harus diintimidasi dengan kekuatan militer. Mereka adalah bagian dari Indonesia merdeka.

BACA JUGA: PMKRI Gelar Sarasehan dan Deklarasi Pemuda Membangun Bangsa

"Harusnya menggunakan pendekatan dari hati ke hati, dialog, dan bukan atas nama pemerataan pembangunan lantas segala hal boleh termasuk mencabut nyawa warga sipil," lanjutnya.

Pembantaian 21 orang pekerja di Kabupaten Nduga, menurut dia, adalah reaksi orang Papua terhadap represivitas yang mereka alami selama ini di tanah mereka sendiri. Peristiwa di Nduga seperti fenomena gunung es. Ini yang tampak ke permukaan.

BACA JUGA: Restu Hapsari Siap Bertarung di Dapil Neraka

"Ada masalah serius yang berada di akar rumput sana yakni ketidakadilan, kemiskinan, intimidasi, pelangggaran HAM, dan sebagainya," terangnya.

Juventus berharap, pemerintah secara tegas dan serius menyelesaikan persoalan di Papua bukan dengan jalan kekerasan, tetapi dengan pendekatan kultural dan dialog.

"Tarik pulang militer dari tanah Papua, dan mulailah dengan dialog yang penuh kasih sehingga tidak ada korban baik di kalangan warga sipil maupun aparat keamanan," tandasnya. (wid/rmol)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelompok Cipayung: Segera Usut Pelaku Pemukulan Kader PMII


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler