jpnn.com, JAKARTA - Program OK Otrip kebanggaan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno belum berjalan optimal. Minimnya komunikasi antara PT Transjakarta dan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta dengan pemilik angkutan umum dinilai sebagai kunci.
Pernyataan tersebut diungkapkan Pengamat Transportasi Yoga Adiwinarto kepada INDOPOS, Senin (9/4). Yoga menuturkan, program OK Otrip merupakan sistem pembayaran yang terintegrasi.
BACA JUGA: Sandiaga Tegaskan Siap Ladeni Ratna Sarumpaet
Pemilik angkutan umum di Jakarta, menurutnya selama ini hanya bergantung pada sistem setoran. Dengan bergulirnya program OK Otrip tersebut, seolah-olah mereka dipaksa memikirkan komponen-komponen seperti jumlah bahan bakar yang harus digunakan per Kilometer (KM) hingga biaya bensin dan oli.
”Dengan model bisnis OK Otrip ini operator angkutan umum kaget. Mereka kan selama ini hanya terima setoran, sekarang dipaksa memikirkan komponen-komponen dalam program OK Otrip. Kalau berhasil, Pemprov DKI harus mengajak komunikasi operator angkutan umum lagi,” terangnya.
BACA JUGA: Disemprot Ratna Sarumpaet, Sandi: Beliau Orang Tua Kami
Lebih jauh, Yoga menjelaskan, program OK Otrip cukup efektif melayani masyarakat Jakarta. Apalagi layanan angkutan terintegrasi tersebut menyasar masayarakat hingga ke permukiman. Di tengah banyaknya rute angkutan umum di Jakarta, kurang lebih 150 rute.
”Wilayah jangkuan program ini bagus, apalagi manfaat untuk warga Jakarta cukup besar. Seperti menawarkan tarif yang lebih murah. Tapi tadi, kalau ingin berhasil syaratnya pemilik angkot tradisional harus dirangkul lagi dengan komunikasi yang baik,” katanya.
BACA JUGA: Kali Ini Sandiaga Cekatan Tanggapi Temuan Ombudsman
Terakhir, Yoga mengingatkan kepada Pemprov DKI agar tidak terburu-buru memberlakukan program OK Otrip. Apalagi, menurutnya program OK Otrip ini bisa menjadi andalan di bidang transportasi di Jakarta.
“Pemprov DKI jangan hanya masang target, tanpa melakukan pendekatan ke operator. Ujung-ujungnya kayak sekarang ini, program ini jadi tarik ulur,” tegasnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku program OK Oktrip terkendala oleh birokrasi. Sehingga program yang ditargetkan 2.000 angkutan umum jenis angkot, metromini, maupun Kopaja bergabung pada akhir 2018 tersebut belum berjalan optimal.
”Kami ingin 6 bulan ke depan ada 1000 angkutan umum yang bergabung ke OK Otrip,” ujarnya.
Sandiaga menyebutkan, sejak diujicobakan pada Januari 2018 lalu, jumlah angkutan umum yang bergabung dengan OK Otrip masih sedikit. Dengan kondisi tersebut, ia meminta kepada Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan PT Transjakarta bisa menyiapkan langkah konkret, agar operator angkutan umum mau bergabung ke program OK Otrip.
”Jumlahnya harus ditambah. Karena kalau dari konversinya, jumlahnya masih puluhan atau ratusan saja. Saya ingin program ini lebih cepat,” katanya. (nas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratna Minta Sandiaga Tak Berkomentar Jika Tidak Tahu
Redaktur & Reporter : Adil