Task Force AFC Disambut Dua Kubu

Sabtu, 07 April 2012 – 05:03 WIB
La Nyalla Mattalitti. Foto: Hendra Eka

JAKARTA-PSSI versi Kongres Luar Biasa (KLB) sambut gembira bantuan AFC untuk selesaikan konflik sepak bola Indonesia. AFC secara resmi membentuk tim Task Force yang dianggotai empat petinggi AFC untuk menyelidiki apa yang jadi permasalahan di persepakbolaan Tanah Air.

Ketua Umum PSSI versi Kongres Ancol La Nyalla Mattalitti ketika dimintai tanggapannya mengatakan, pihaknya menyambut gembira langkah yang diambil FIFA dan AFC dengan menerjunkan tim Task Force tersebut. ’’Silakan FIFA dan AFC menyelidikinya sampai tuntas,’’ ujar La Nyalla kepada INDOPOS kemarin.

La Nyalla menambahkan, sejak dirinya bersama 10 anggota Exco dipilih KLB, pihaknya tidak serta merta berupaya merebut dan menduduki kantor sekretariat PSSI di bilangan Stadion Utama Senayan Jakarta. ’’KLB bukan perebutan kekuasaan di PSSI, KLB adalah suara hati nurani para anggota PSSI. Meski demikian, untuk sekadar berkantor di Sekretariat PSSI di Senayan, kami tidak akan melakukannya dengan hal-hal yang tidak terpuji,’’ ujar La Nyalla.

Keempat petinggi AFC yang tergabung dalam tim Task Force di antaranya Wakil Presiden AFC HRH Pangeran Abdullah lbni Sultan Ahmad Shah, anggota Komite Eksekutif FIFA dan AFC Dato Worawi Makudi, Sekjen AFC Dato Alex Soosay, dan Kepala Asosiasi Anggota dan Hubungan lnternational AFC James Johnson.

Keempat petinggi AFC tersebut benar-benar serius mencari jalan keluar terbaik bagi kekisruhan dipersepakbolaan Indonesia. Sebab, dibentuknya Task Force oleh AFC bertujuan memfasilitasi penyelesaian breakaway league dan konflik PSSI untuk menghindari sanksi FIFA.

AFC sendiri sepertinya mulai sadar, jika dalam permasalahan di persepakbolaan Indonesia tidak hanya sebatas konflik dualisme kompetisi antara Indonesia Premier League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL). Tapi, federasi sepak bola tertinggi Asia tersebut sadar jika konflik sudah merambah ke organisasi ke pengurus di persepakbolaan Indonesia.

Konflik memanas setelah terpilihnya La Nyalla sebagai ketum PSSI versi KLB yang digelar Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI). Jadi saat ini pun seolah telah terbentuk dua pengurus PSSI. Yaitu di bawah kepemimpinan Djohar dan PSSI di bawah komando La Nyalla.

’’Soal Task Force, sebenarnya sudah disampaikan AFC kepada kami dalam surat deadline 15 Juni yang diberikan FIFA kepada Indonesia. Jadi sebenarnya, kami sudah tahu soal rencana AFC membuat tim task force. Dan itu dibuat untuk membantu Indonesia. Tentu kami sangat apresiasi apa yang dilakukan AFC kepada Indonesia,’’ ungkap Djohar.

’’Ini sangat bagus untuk menyelesaikan masalah di persepakbolaan Indonesia. Yang penting dari semuanya adalah jangan sampai sepak bola Indonesia dijatuhi sanksi atau diberikan hukuman lain yang pastinya akan merugikan persepakbolaan Tanah Air,’’ sambung pria yang juga mantan staf ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tersebut.

Namun, seperti apa langkap AFC untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada dipersepakbolaan Indonesia, Djohar belum mengetahui soal itu. Baginya, biarkan AFC bekerja dengan caranya sendiri.

Dan yang harus dilakukan PSSi menurut mantan pemain PSMS Medan tersebut adalah, menunggu dan membantu segala hal yang dibutuhkan AFC untuk memperbaiki permasalahan yang ada.

’’Kami belum tahu apa cara mereka untuk selesaikan konflik di Indonesia. Semuanya pakai cara mereka sendiri, kami tidak ikut campur di dalamnya. Yang saat ini kami lakukan adalah menunggu hasil. Dan kami menunggu kapan kami dilibatkan AFC untuk menyelesaikan masalah ini,’’ papar Djohar.(lis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Matteo Bisa Permanen di Chelsea


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler