JAKARTA - Sudah merupakan hal yang jamak ketika seorang atlet yang pensiun langsung beralih profesi menjadi pelatih. Namun, bagi Taufik Hidayat, profesi sebagai pelatih belum terlintas di kepalanya.
“Sampai saat ini saya belum kepikiran untuk menjadi seorang pelatih. Saya belum memimpikannya,” terang Taufik dalam sesi press conference setelah pertandingan Djarum Indonesia Open Superseries Premier 2013 di Istora Senayan, Jakarta, rabu (12/6).
Menurut Taufik, dirinya belum memiliki kapabilitas untuk meracik tim. Dirinya tak mau menjadi pelatih hanya mengandalkan nama besar ketika masih aktif bermain. Sebab, dunia atlet dan pelatih sangat berbeda.
“Atlet yang berprestasi belum tentu bisa menjadi pelatih yang bagus. Saya tidak mau hanya mengandalkan nama besar sebagai atlet. Ngapain bohongin orang?” ujar pria berusia 31 tahun tersebut.
Pria peraih gelar juara Olimpiade 2004 tersebut merasa masih banyak sosok yang dinilai sangat layak menjadi pelatih. Jika memang suatu ketika harus menjadi pelatih, Taufik ingin benar-benar sudah menguasai ilmu kepelatihan.
“Banyak yang lebih baik dari saya. Saya nggak mau bohongin diri sendiri,” tegas juara dunia 2005 tersebut.
Juara dua kali Asian Games tersebut memang memutuskan gantung raket setelah Indonesia Open tahun ini. Selama karirnya di Indonesia Open, Taufik sudah mengoleksi enam gelar juara sektor tunggal putra. Yang paling fantastis adalah ketika dirinya sukses membukukan hat-trick dalam rentang 2002-2004 silam. (jos/jpnn)
“Sampai saat ini saya belum kepikiran untuk menjadi seorang pelatih. Saya belum memimpikannya,” terang Taufik dalam sesi press conference setelah pertandingan Djarum Indonesia Open Superseries Premier 2013 di Istora Senayan, Jakarta, rabu (12/6).
Menurut Taufik, dirinya belum memiliki kapabilitas untuk meracik tim. Dirinya tak mau menjadi pelatih hanya mengandalkan nama besar ketika masih aktif bermain. Sebab, dunia atlet dan pelatih sangat berbeda.
“Atlet yang berprestasi belum tentu bisa menjadi pelatih yang bagus. Saya tidak mau hanya mengandalkan nama besar sebagai atlet. Ngapain bohongin orang?” ujar pria berusia 31 tahun tersebut.
Pria peraih gelar juara Olimpiade 2004 tersebut merasa masih banyak sosok yang dinilai sangat layak menjadi pelatih. Jika memang suatu ketika harus menjadi pelatih, Taufik ingin benar-benar sudah menguasai ilmu kepelatihan.
“Banyak yang lebih baik dari saya. Saya nggak mau bohongin diri sendiri,” tegas juara dunia 2005 tersebut.
Juara dua kali Asian Games tersebut memang memutuskan gantung raket setelah Indonesia Open tahun ini. Selama karirnya di Indonesia Open, Taufik sudah mengoleksi enam gelar juara sektor tunggal putra. Yang paling fantastis adalah ketika dirinya sukses membukukan hat-trick dalam rentang 2002-2004 silam. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Taufik: Jangan Lihat Kekalahan Ini Saja
Redaktur : Tim Redaksi