JAKARTA – Sejumlah lembaga survey telah menempatkan pasangan capres SBY-Boediono sebagai pemenang Pilpres berdasarkan hasil perhitungan cepat (quick count)Namun bagi kubu Megawati-Prabowo, hasil quick count itu sulit dipercaya
BACA JUGA: Anfrel Awasi Pilpres di Tiga Kota
Alasannya, proses quick count sendiri melanggar aturan.Ketua Dewan pertimbangan Pusat DPP PDIP, Taufik Kiemas menyatakan, dirinya lebih memilih menunggu penetapan hasil Pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)
BACA JUGA: Di TPS Megawati, SBY Nyaris Unggul
Kalau memang bisa dipercaya, saya akan ucapkan selamat besok pagi pada pemenangMenurutnya, Pilpres bukan sekedar kalah atau menang
BACA JUGA: SBY Langsung Pidato Kemenangan
Namun yang tak kalah penting, lanjut politisi yang akrab disapa dengan nama TK ini, adalah proses Pilpres harus berjalan luber, jurdil dan bermartabat"Kalau proses berlangsung demokratis, tentu kami akan mengapresiasi pilihan rakyat siapapun yang terpilih," tandasnya.Di tempat sama, Sekjen DPP PDIP Pramono Anung menilai bahwa quick count secara akademik dan ilmiah memang biasa dianggap sebagai referensiNamun Pramono tetap meyakini versi penghitungan dari KPU adalah yang paling valid
Disebutkannya, ada beberapa daerah yang menurutnya menjadi basis masa PDIP dan di Pilpres ini juga menjadi basis masa Mega-Prabowo“Kami juga terima laporan dari Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Bali dan Juga Jawa Tengah (bahwa Megawati-Prabowo unggul)Jadi quick count itu Cuma sinyal, bukan fakta yang menentukan kemenangan,” tandasnya.
Saat disinggung apakah kubu Megawati-Prabowo dengan adanya hasil quick count itu membuat semangat kubu Megawati kendor, Pramono serta merta membantahnya“Kita ini petarung, jadi tak ada kesedihan sama sekali,” kilahnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamanan Gedung KPU Ditingkatkan, Hafiz Keliling Pakai Helikopter
Redaktur : Tim Redaksi