WUHAN - Kontingen tim Thomas-Uber Indonesia sudah meninggalkan Wuhan, Tiongkok, 24 Mei lalu. Kepulangan Indonesia dari venue kejuaraan memang lebih cepat dari jadwal sebelumnya setelah Simon Santoso dan kawan-kawan takluk dari tangan Jepang 3-2 di babak perempatan final, putaran final Piala Thomas-Uber 2012.
Namun, tidak bagi Taufik Hidayat, juara Olimpiade 2004 itu masih tinggal di Tiongkok selama sepekan terkahir ini. Menurut salah sumber di internal PB PBSI (Pengurus Besar Bulu tangkis Seluruh Indonesia), Taufik akan mengikuti kompetisi di Tiongkok. "Taufik sudah menjalin kontrak dengan salah satu klub di Tiongkok, setelah piala Thomas-Uber dia akan mengikuti kompetisi di sini (Tiongkok,Red)," kata Sumber tersebut.
Taufik sendiri tidak membantah informasi tersebut. Menurut menantu mantan ketua KONI Agum Gumelar itu, dia sengaja tidak pulang dengan rombongan karena memiliki program tersendiri di Tiongkok. "Kami ini pemain profesional, dan masih ada kegiatan di Tiongkok," ujar Taufik singkat.
Meski tidak menyebutkan nama kompetisi yang akan diikuti, Taufik bilang bahwa kompetisi tersebut cukup bergengsi di kalangan pencinta bulu tangkis Tiongkok. Apalagi, dalam kompetisi tersebut, Taufik berada satu klub bersama Lin Dan. "Kami berada satu klub dalam kompetisi ini," lanjut Taufik.
Pemain kelahiran Bandung, Jawa Barat 1981 ini menambahkan, pertimbangan bermain di Tiongkok diambil oleh dia sebagai persiapan untuk berlaga di Indonesia Open Premier Series 12-17 Juni nanti. Selain itu, bayaran yang diberikan kepadanya juga besar. Sekali datang ke Tiongkok, Taufik mendapat uang saku sebesar Rp 200 juta.
Langkah pebulu tangkis Indonesia mengikuti kompetisi di bawah PBSi sejatinya bukan hal yang baru. Markis Kido misalnya, dia baru bergabung dengan penggawa tim Thomas-Uber Indonesia seminggu sebelum Simon Santoso dkk terbang ke Wuhan. Keterlambatan bergabungnya Kido itu lantaran dia mengikuti kompetisi antar kampung (tarkam) di Papua. Sekali bermain, Kido mendapat bayaran sebesar Rp 17 Juta. (dik)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dulu Perokok dan Mudah Panik
Redaktur : Tim Redaksi