Taufiq Kiemas Sosok Pemersatu, Jasanya Sangat Banyak untuk Bangsa Ini

Sabtu, 31 Desember 2022 – 19:41 WIB
Wakil Ketua MPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah saat rangkaian peringatan hari kelahiran H.M. Taufiq Kiemas di Masjid At Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (31/12). Foto: DPP PDIP.

jpnn.com - JAKARTA — Ketua Umum PP Bamusi Hamka Haq mengatakan bahwa mantan Ketua MPR Taufiq Kiemas banyak jasanya untuk negeri ini.

“Pak Taufiq Kiemas sangat besar jasanya bukan hanya untuk partainya, tetapi juga bangsa kita,” katanya.

BACA JUGA: Tradisi Akhir Tahun, DPP PDIP Ziarah ke Makam Fatmawati dan Memperingati Harlah Taufiq Kiemas

Hamka menyampaikan itu dalam rangkaian peringatan hari kelahiran H.M. Taufiq Kiemas yang ditutup dengan khatam pembacaan Al-Qur’an, santutan kepada anak yatim piatu, tahlilan, dan mendengar testimoni dari mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, serta ceramah Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar di Masjid At Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (31/12).

Turut hadir jajaran DPP PDIP, seperti Ahmad Basarah, Wiryanti Sukamdani, anggota DPR dan ratusan masyarakat.

BACA JUGA: Berziarah ke Makam Fatmawati, Basarah PDIP: Wajar Sebagai Bangsa Memuliakan Pemimpin Perempuan

Hamka Haq menceritakan apa pihaknya lakukan hari ini, yakni melakukan ziarah ke makam Fatmawati Soekarno dan Taufiq Kiemas, menjadi tradisi yang harus dirawat.

Menurutnya, menghormati pahlawan sudah sepatutnya dilakukan, terlebih kepada sosok Taufiq Kiemas yang jasanya besar untuk bangsa dan negara Indonesia ini.

Salah satu yang dilakukan almarhum adalah mampu merangkul semua kalangan hanya demi satu keinginan, yakni terus menjaga Indonesia dengan segala keberagamannya.

“Mampu merajut perbedaan menjadi jembatan kedua kutub yang berbeda. Mulai dari yang sifatnya sangat kanan hingga ke kiri-kirian, itu dirangkul,” ungkap Hamka.

Hal ini pun diamini oleh Ahmad Basarah yang juga menjadi perwakilan pihak keluarga.

Menurut Basarah, almarhum yang mengetahui Pancasila sebagai jalan pemersatu bangsa mampu mengisi ruang kosong yang sempat ditinggalkan negara khususnya oleh era Orde Baru, ketika negara abai melaksanakan tugas ideologinya membangun ideologi dan menyosialisasikan bangsa.

“Setelah era reformasi bangsa ini tidak punya instrumen ideologinya bangsa, dan ketika almarhum Taufiq Kiemas memimpin lembaga MPR, beliau menggagas hari lahirnya Pancasila sejak dilarang Orde Baru, sejak tahun 1970,” tutur Basarah.

Almarhum pun menggagas Sosialisasi Empat Pilar ke seluruh wilayah Indonesia. Sejak saat itu, masyarakat perlahan-lahan mulai kembali mengetahui peran besar ideologi bangsa Pancasila.

Basarah menyatakan bahwa sebagai buktinya, Pemerintah Jokowi akhirnya mengesahkan Hari Lahir Pancasila yang disambut antusias masyarakat.

“Sejak 1 Juni 2016, bangsa Indonesia kembali dapat memperingati peresmian hari lahirnya Pancasila setelah Presiden Jokowi mengeluarkan keputusan presiden,” kata dia.

Lukman Hakim pun mengenang sosok almarhum Taufiq Kiemas dengan banyak panggilan tergantung dari mana dirinya berada.

“Dari sini saja kita bisa melihat yang bisa kita teladan dari almarhum luwesnya pergaulan yang dijalani,” jelas dia.

“Inilah yang begitu dominan pada karakter pada sosok kepribadian almarhum. Merajut dan jembatan yang menyambungkan gabungan-gabungan atau relasi interaksi beragam kelompok-kelompok di tanah air,” tambah Lukman.

Dia menambahkan bahwa almarhumlah yang menggagas untuk bertemu dengan Abu Bakar Ba'asyir di Pesantren Al Mukmin Ngruki yang mana saat itu pandangannya sangat berbeda tentang NKRI dan Pancasila.

Menurutnya, banyak yang meragukan langkah Taufiq dan takut ditolak.

“Pak TK (Taufiq Kiemas) mengatakan bahwa tidak apa-apa, ditolak pun tidak apa-apa. Saya masih ingat betul beliau mengatakan, dituntut dari kita adalah ikhtiar, usaha untuk menyatukan beragam kelompok yang ada,” ungkap Lukman.

“Justru, kita sedang diberi amanah menjadi pemimpin MPR, maka tugas merajut, merangkai, menjalin keragaman di tanah air, sekeras, setajam apa pun itu harus dilakukan,” sambungnya.

Nasaruddin Umar melihat sosok almarhum Taufiq Kiemas merupakan sosok yang mengobarkan ego dan subjektifnya untuk kemaslahatan luas.

“Jangan kita mengira orang itu wafat. Kata Al-Qur’an, itu tetap hidup, bahkan di sisi Allah tetap mendapatkan rezeki,” jelas dia.

Karena itu, Nasaruddin menambahkan langkah yang dilakukan DPP PDIP dengan mendoakan dan mengadakan tahlilan baik, bahkan tradisi yang bagus terlebih di penghujung tahun.

“Al-Qur’an mengingatkan kepada kita orang yang meninggal, tetapi telah mengobarkan banyak jasa untuk kehidupan dan kemasalahan umat, maka itu sesungguhnya tidak wafat. Dia tetap hidup dan akan terus dijamin rezekinya oleh Allah di alamnya sana,” jelasnya. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler