MEDANSATRIA–Situasi di Kampung Rawabambu dan Perumahan Tityan Indah, Kalibaru, Medansatria, masih membara. Dua orang tewas terkena sasaran aksi tawuran dua kelompok yang berlangsung sejak Minggu (18/3) malam.
Selain jatuh korban jiwa, puluhan rumah warga di sekitar lokasi juga rusak parah akibat serangan dua kelompok yang bertikai. Hujan batu dan panah dari dua kelompok tak terelakkan saat peristiwa berlangsung hingga Senin (19/3) pukul 20.00.
Tidak hanya itu, korban luka berat dilaporkan empat orang. Mereka mengalami luka bacok dan terkena serangan panah yang dilesatkan kelompok warga di Tityan Indah. Sedangkan puluhan lain dari kedua kelompok mengalami luka ringan.
Informasi yang dihimpun, perseteruan dua kelompok itu pecah setelah salah satu anggota dari dua kubu terlibat bentrokan di sebuah toko penjual jamu di kawasan Kampung Rawabambu. ’’Awalnya di toko jamu di Rawabambu,” kata Mamat Fauzi (53) tokoh masyarakat dari Kampung Rawabambu.
Keributan kecil tersebut terus meluas setelah salah satu anggota dari Kampung Rawabambu terkena serangan dari kelompok di Tityan Indah. Seorang bernama Kurniadi warga RT 01/07, mengalami luka bacok hingga mendapat 16 jahitan di sekujur tubuhnya.
’’Kemudian keributan terjadi lagi seorang bernama Nunik juga mengalami luka bacok setelah bentrok di sekitar area lapangan futsal, Kampung Rawabambu,” lanjutnya.
Warga Rawabambu yang geram akibat dua anggotanya menderita luka berat, akhirnya melakukan serangan pada Senin (19/03) malam. Sekitar pukul 20.00, puluhan warga disertai dengan senjata tajam berkumpul di beberapa titik gang menuju pintu masuk perumahan Tityan Indah.
Namun, kubu lawan ternyata sudah menunggu di jembatan pintu masuk perumahan Tityan Indah. Bahkan, mereka melakukan serangan terlebih dahulu hingga menjarah sebuah warung kecil di dekat lokasi kejadian. Tidak hanya itu, beberapa rumah warga menjadi sasaran lemparan batu.
Kelompok Rawabambu usai menyiapkan pasukan, langsung mengejar kelompok Tityan yang menguasai jembatan penghubung antara kampung dan perumahan tersebut sekitar pukul 22.00. Aksi anarkis warga dilakukan dengan melempari rumah warga di perumahan Tityan dengan batu.
Puncaknya terjadi sekitar pukul 23.00. Dua kelompok terlibat aksi saling serang, satu warga Kampung Rawabambu bernama Suherlan terkena anak panah di bagian kepala sebelah kiri (di atas telinga) yang dilesatkan oleh kelompok Tityan.
Kejadian itu, semakin membuat warga marah. Ratusan warga keluar dengan menenteng senjata tajam, samurai, parang, celurit dan lainya. Mereka ramai-ramai turun ke lokasi bentrokan. Melalui pengeras suara di masjid, warga kemudian dievakuasi untuk meninggalkan rumah masing masing.
Ratusan polisi dari Polresta Bekasi Kota turun mengamankan situasi, sebagian anggota berjaga di dalam area perumahan Tityan dan sebagain di luar yakni di Kampung Rawabambu. Situasi gelap membuat kondisi semakin mencekam. Tak jarang kelompok Rawabambu melakukan aksi lemparan batu ke rumah warga hingga memecahkan kaca maupun genteng rumah.
Tidak hanya itu, sesekali bom molotov dilemparkan kelompok Rawabambu, api nyaris membakar rumah warga, beruntung petugas yang sudah siap mengahalau masa dengan cepat memadamkan api, sehingga tidak menyebabkan kebakaran besar.
Di saat mereka melakukan serangan, kelompok Tityan melakukan sweeping di kampung. Akibatnya, ketika warga akan mengungsi, seorang bernama Septiyan Yaya Saputra (19) mendapat serangan dari belakang Selasa (19/01) sekitar pukul 00.30 kemarin dini hari.
Pria yang tinggal bersama keluarganya di RT 03/09, Kampung Rawabambu, Kelurahan Kalibaru ini dibacok di bagian punggung, kepala dan tangan hingga tersungkur ke tanah sampai pingsan.
’’Usai mendapat himbauan dari tokoh, kami langsung keluar. Kakaknya keluar terlebih dahulu kemudian Septiyan,” kata orang tua korban Supriyatin.
Menurut dia, ketika anaknya keluar rumah, seorang tidak dikenal usai melompat pagar langsung melakukan serangan kepadanya. Septyan yang sudah tidak berdaya dengan berlumuran darah kemudian dilarikan ke rumah sakit Ananda Bekasi Barat sebelum dirujuk ke RSUD Kota Bekasi.
Sekitar pukul 02.00, situasi berlangsung kondusif setelah petugas beberapa kali memberikan tembakan peringatan. Tidak ada lagi aksi anarkis dari warga.
Sekitar pukul 04.00 ratusan polisi dari Polda Metro Jaya turun ke lokasi membantu pengamanan di lokasi kejadian. Kondisi masih mencekam hingga Selasa pagi.
Lokasi bentrokan dijaga ketat polisi bersenjata lengkap. Situasi semakin mencekam. Beberapa usaha warung kelontong dan minimarket bahkan SPBU tutup. Bahkan sejumlah warga yang berada di dalam perumahan Tityan tidak dapat melakukan aktifitas pekerjaanya, karena takut usai insiden semalam sebelumnya.
Selasa pagi pukul 09.00, situasi kembali memanas. Sekitar 300 meter dari lokasi kejadian, tepat di jalan raya Kalibaru, ratusan warga siaga dengan sejumlah senjata tajam. Meski berada dalam pantauan polisi, lokasi tersebut tetap menelan korban jiwa. Dua warga dari luar daerah yang melintas di lokasi itu menjadi sasaran amuk massa hingga tewas.
Korban tewas itu, Joni David Situmorang (37) warga Perumahan Vila Indah Permai, Blok D2/12, RT2/33 Kelurahan Teluk Pucung, Bekasi Utara. Sedangkan satu korban lagi adalah Laode Amsir, korban merupakan warga yang tinggal di Marakas, Jakarta Utara, tewas di tempat.
Usai insiden tersebut, dua jalur utama dari dua jalan tersebut diblokir. Sejumlah pengguna jalan jika akan melintas dimintai identitas diri termasuk wartawan yang akan meliput peristiwa tersebut. Petugas langsung mensweeping warga yang membawa senjata tajam. Sebelum dilakukan mediasi oleh unsur Muspida Kota Bekasi untuk menyelesaikan masalah tersebut. (cr44)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Didirikan Posko Antisipasi BBM
Redaktur : Tim Redaksi