Peristiwa ini bermula ketika sekitar 20 pelajar dari SMAN 70 datang dan menyerang 15 siswa SMAN 6 yang akan bermain futsal. Penyerangan ini terjadi saat jam pulang sekolah. Alawi dan teman-temannya saat itu sedang berkumpul di sebuah tempat nongkrong terkenal di Jakarta Selatan.
"Tadi lagi nongkrong di Sevel, tiba-tiba diserang," jelas Faruq, teman Alawi.
Diserang tiba-tiba, para pelajar itu tak bisa berbuat banyak. Termasuk Alawi yang tak bisa menghindari sabetan senjata tajam pelajar SMAN 70. Ia mengalami luka serius di bagian dada.
Faruq mengaku setelah melihat Alawi terkapar bersimbah darah, ia dan teman-temannya langsung membawa korban ke Rumah Sakit Muhammadiyah, Kebayoran Baru. Namun nyawa Alawi tak dapat diselamatkan.
"Lukanya kena sabetan di sekitar dada, kayaknya kena celurit," sambungnya.
Sementara itu, menurut Kepala Kepolisian Resort Jakarta Selatan Kombes Wahyu Hadiningrat selain satu tewas, terdapat juga dua korban luka lainnya. Diduga dua korban terkena lemparan batu. Ia belum menyebutkan identitas dua korban itu.
"Peristiwanya sangat cepat, begitu mereka menyerang dan langsung bubar," tuturnya.
Saat ini, kata Wahyu, pihaknya sedang melakukan penyelidikan latarbelakang kasus pembunuhan tersebut, termasuk memeriksa beberapa saksi di tempat kejadian.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PAUD Dipandang Sebelah Mata
Redaktur : Tim Redaksi