jpnn.com - HANYA berharap kepada KPI tanpa dukungan banyak pihak memang susah. Apalagi, tayangan tersebut terkait dengan bisnis yang melibatkan banyak pihak. Pemerintah maupun publik tentu harus meminta pertanggungjawaban stasiun televisi terhadap konten-konten yang tidak ramah anak.
Ironisnya, tanggung jawab yang besar tersebut sering kali tidak sepenuhnya dapat ditanggung oleh pihak stasiun televisi. GM of Integration of News Research Development and Documentation di MNC Media Adjie S. Soeratmadjie mengatakan, sebagai pihak yang menyiarkan secara luas suatu program tayangan, stasiun televisi tidak dapat menjamin seratus persen tayangan tersebut diterima baik oleh masyarakat.
BACA JUGA: Tayangan Televisi Tak Mendidik, KPI: GGS dan Tujuh Manusia Harimau Duh!
Bahkan juga tidak dapat menghakimi sendiri tayangan tersebut bernilai baik atau buruk di masyarakat.
”Stasiun televisi tidak bisa menjamin semua yang disiarkan aman untuk ditonton oleh keluarga. Tapi, paling tidak, yang disiarkannya tersebut tidak sampai merusak,” kata Adjie saat dihubungi Jawa Pos melalui sambungan telepon.
BACA JUGA: KPI: Ganteng Ganteng Serigala dan Tujuh Manusia Harimau Parah!
Karena itu, pria berkacamata yang pernah menjabat head of corporate secretary di RCTI tersebut menjelaskan bahwa dirinya setuju dengan setiap langkah tegas yang diambil KPI untuk melindungi masyarakat, khususnya anak-anak, dari tontonan yang tidak mendidik. Tapi, masyarakat juga diminta untuk memahami sejumlah pedoman dasar yang dipakai setiap stasiun televisi sebelum menayangkan program acaranya.
”Suatu tayangan pasti akan diperhatikan rating, konten, dan nilainya sebelum diputuskan untuk disiarkan. Rating memengaruhi iklan yang masuk karena tayangan tersebut. Konten juga kami seleksi, apakah termasuk tontonan dewasa atau anak. Dan value, apakah bertentangan dengan nilai moral masyarakat secara umum,” terangnya.
BACA JUGA: Tayangan Televisi Semakin Parah! Psikolog: Akibatnya Buat Anak Kayak Begini
Sadar memiliki tanggung jawab besar terhadap program tayangan yang disiarkan, pihak stasiun televisi sering kali meminta orang tua untuk menjadi partner kerja dalam mengawasi tontonan anak-anak di rumah. ”Karena kami kan tidak bisa mengawasi atau menyuruh anak-anak untuk tidur kalau sudah malam dan jangan nonton televisi pada jam tayangan dewasa. Tapi, orang tua bisa,” ujarnya. (gun/dod/nor/c11/sof/jon/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tayangan Televisi Semakin Parah! Ini Curhatan Deasy Noviyanti
Redaktur : Tim Redaksi