TB Hasanuddin: Isu Kudeta Bikin Rakyat Bingung

Rabu, 20 Maret 2013 – 10:19 WIB
JAKARTA - Isu tentang kudeta dan sebelumnya akan didahului dengan demo besar-besaran pada tanggal 25 Maret 2013 nanti patut dipertanyakan. Apalagi isu itu diluncurkan seorang kepala negara berdasarkan data dari intelejen negara.

"Sampai saat ini kami semua tak yakin siapa yang akan melakukan kudeta?" ujar Politisi PDI Perjuangan, TB Hasanuddin dalam keterangan pers, Rabu (20/3).

Menurut Hasanuddin, dalam sejarah kekuasaan di seluruh dunia, kudeta hanya efektif bila  dilakukan oleh kekuatan bersenjata. Di Indonesia sendiri, kudeta hanya efektif kalau dilakukan oleh TNI atau anggota-anggota TNI yang bersenjata. Lalu apakah ada tanda-tanda atau sinyal TNI akan melakukan kudeta?

"Menurut hemat saya, sangat tidak mungkin. Apalagi para panglima dan jajaran teras TNI saat ini dipegang oleh orang-orang kepercayaan presiden," terang dia.

Selain itu sambung Hasanuddin, dilihat dari struktur organisasi TNI, keadaan  geografi dan situasi geopolitik seperti sekarang ini, sulit di Indonesia untuk sukses melakukan kudeta.

Sementara itu mengenai isu adanya sekelompok orang yang ingin agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun sebelum tahun 2014 dengan diawali demo pada tanggal 25 Maret 2013 nanti, Hasanuddin mengatakan, isu itu hanya berkembang di sekitar elit tertentu dengan motivasi yang berbeda beda dan tanpa perencanaan matang.

"Andaikan benar akan ada pengerahan massa, bisa dipastikan tak akan mendapat dukungan penuh dari akar rumput. Massa sekarang lebih terorganisir dalam kepentingan kelompoknya masing-masing. Kelompok buruh berjuang untuk menuntut kenaikan UMR nya, pedagang kaki lima berjuang agar tak digusur dari lapaknya, dan kelompok-kelompok lainnya punya kepentingan masing-masing," terang Hasanuddin.

Karena kepentingan yang berbeda itulah, menurut dia, mereka agak sulit untuk bersatu dan bersama-sama menurunkan presiden lewat aksi demonstrasi seperti yang terjadi pada tahun 1998 lalu.

Masih menurut Hasanuddin, bisa jadi isu itu sengaja dirancang untuk tujuan tertentu yakni sebagai pengalihan isu seperti kasus Hambalang. Sehingga publik tak terlalu fokus pada isu korupsi Hambalang yang mulai menggurita ke mana-mana dan menyentuh elit "tertentu".

"Mari kita lihat benarkah tanggal 25 Maret nanti akan ada kudeta? Sementara TNI/ Polri sudah diperintahkan untuk siaga? Yang jelas rakyat jadi ikut bingung," pungkas wakil ketua Komisi I DPR tersebut. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ormas Tak Boleh Bebas Tanpa Batas

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler