TB Hasanuddin: Milenial Digerakkan jadi Pengantin Bomber, Dijanjikan Surga, Provokator Menikmati Dunia

Kamis, 01 April 2021 – 15:57 WIB
Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin. Foto: arsip JPNN.COM/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin menilai program deradikalisasi di Indonesia gagal.

Akibatnya, paham radikalisme dan terorisme di Indonesia masih menyebar dengan masif.

BACA JUGA: Azis Syamsuddin: Rangkul Mereka Pulang ke Jalan yang Benar

Dalam satu minggu terakhir, dua aksi terorisme terjadi, yakni di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, dan Mabes Polri, Jakarta.

"Saya sepakat operasi deradikalisasi di Indonesia itu gagal. Padahal, saya catat anggaran deradikalisasi itu mencapai triliunan rupiah," kata TB Hasanuddin di Jakarta, Kamis (1/4).

BACA JUGA: Presiden Jokowi Sebut Radikalisme dalam Pesan untuk GMNI

Legislator dari Fraksi PDI Perjuangan mengungkapkan, salah satu penyebab kegagalan operasi deradikalisasi itu adalah metode dan teknik yang dilakukan tersebar di kementerian dan lembaga, bahkan di beberapa organisasi kemasyarakatan.

Sehingga, kata dia, deradikalisasi yang dilakukan tidak terarah dan kerap terjadi duplikasi.

BACA JUGA: Moeldoko Tegaskan Ancaman Terorisme Nyata, Dekat, dan Berbahaya

Menurutnya, cara dan teknik deradikalisasi harus dirombak.

"Jangan lagi memosisikan seperti 'menggurui' dengan mengatakan 'kalian yang radikal dan kami yang benar'," tuturnya.

Dia mengatakan harus bisa masuk, bergaul dengan mereka, dan bicara dari hati ke hati.

Hasanuddin juga mengungkapkan rasa keprihatinannya lantaran penyebar paham radikalisme kini menyasar kaum milenial yang notabene masih dalam proses pencarian jati diri. 

Kaum milenial, ungkap Hasanuddin, adalah korban dari kampanye hitam segelintir orang demi kepentingan politik praktis.

Ironinya, kata dia, kaum milenial terpengaruh oleh provokator dahsyat yang mengatasnamakan agama. Menggerakkan kaum muda menjadi 'pengantin' bomber dengan janji surga. Sementara para provokator duduk manis menikmati kehidupan dunia. 

"Kenapa tidak mereka saja yang duluan memberi contoh masuk surga?" kata sosok yang karib disapa Kang TB, itu. 

Dia menambahkan, banyak orang menganggap bahwa teroris itu bisa  tumbuh dan bergerak sendiri atau lone wolf. 

Namun, dia berpendapat istilah tersebut kurang tepat, karena teroris tidak tumbuh dengan sendiri secara otomatis.

Teroris, kata Kang TB, akan tumbuh di tempat yang situasinya mendukung, berkembang karena komunikasi sosial yang khusus dengan orang-orang tertentu. 

"Dia tumbuh karena ada yang membina bahkan dia punya idola sendiri. Bahwa dia bergerak sendiri (lone) ya ini kebutuhan taktis saja," jelasnya.

Meski demikian, Kang TB mengapresiasi kinerja Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), terutama Densus 88 Antiteror Mabes Polri yang telah bekerja optimal.

Namun, Kang TB mengingatkan bahwa mengatasi masalah teroris tidak bisa hanya segelintir orang yang bekerja. 

"Pemberantasan paham radikalisme dan terorisme harus menjadi program nasional dan melibatkan seluruh komponen bangsa," pungkas TB Hasanuddin. (esy/jpnn)

 

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler