TB Hasanuddin Ungkap Fakta Mengejutkan tentang KRI Nanggala 402

Minggu, 25 April 2021 – 14:10 WIB
Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengungkap fakta tentang KRI Nanggala 402. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin menyampaikan analisisnya tentang tragedi yang dialami KRI Nanggala 402.

Hasanuddin mengatakan KRI Nanggala 402 pernah menjalani retrofit atau penambahan komponen pada 2012 yang menghabiskan anggaran sekitar USD 75 juta atau sekitar Rp 1,05 triliun sesuai kurs saat itu.

BACA JUGA: Pernyataan Presiden Jokowi Setelah KRI Nanggala 402 Dinyatakan Tenggelam

"Retrofit itu bukan sekadar mengganti suku cadang, tetapi diperkirakan juga ada perubahan kontruksi kapal selam tersebut terutama pada sistem senjata torpedonya," kata Hasanuddin melalui layanan pesan kepada media, Minggu (25/4).

Pada tahun yang sama, kata dia, kapal selam buatan Jerman itu melakukan uji penembakan torpedo. Namun, penembakan itu gagal dilakukan.

BACA JUGA: Istri Lettu Imam Adi Menelepon ke Kraton, Umi Azizah Langsung Tak Enak Badan

Saat itu torpedo tidak bisa diluncurkan akibat sistem penutupnya bermasalah. Peristiwa itu mengakibatkan 3 prajurit TNI AL gugur.

Kapal selam yang dibuat pada 1978 itu kembali diperbaiki oleh tim dari Korea Selatan. Bisa jadi ada kesalahan pada proses perbaikan itu.

BACA JUGA: Kabar Gembira untuk Warga di Sekitar Bandara Dhoho Kediri

"Saya menduga pada hasil perbaikan ini ada hal-hal atau konstruksi yang tidak tepat sehingga KRI Nanggala 402 tenggelam. Ini sangat disayangkan," ucap Hasanuddin.

Mantan sekretaris militer kepresidenan itu pun menyarankan agar kapal selam sejenis milik TNI AL, KRI Cakra 401, dikandangkan (grounded) untuk sementara.

"Jangan ada lagi korban prajurit," ujar Hasanudin.

Mantan dosen Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Darat (Seskoad) itu mengaku mendapat informasi tentang KRI Nanggala diduga  tidak membawa oksigen gel, tetapi tetap diperintahkan berlayar. 

Hasanuddin juga menyoroti jumlah kru KRI Nanggala 402 yang melebihi kapasitas. Menurutnya, jumlah maksimal kru kapal selam itu semestinya hanya 38 orang.

Oleh karena itu KRI Nanggala yang membawa 53 personel mengalami kelebihan beban 15 orang. "Ada apa kok dipaksakan?" ulas legislator PDI Hasanuddin itu.

Kapal Nanggala 402 dinyatakan hilang kontak pada Rabu (21/4) pukul 03:00 WITA. Saat itu, alutsista TNI AL tersebut menyelam di perairan sebelah utara Pulau Bali untuk latihan menembakkan totpedo.

Informasi terkini menyebut KRI Nanggala tenggelam. "Kami mengucapkan rasa belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas tenggelamnya KRI Nanggala 402," kata Hasanuddin.(esy/jpnn)

 

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler