TB Silalahi: Jangan Pilih Pemimpin Penebar Kebencian

Jumat, 18 Januari 2013 – 07:52 WIB
JAKARTA - Tokoh masyarakat Sumut, Letjen TNI (Purn) Dr.TB.Silalahi,SH, mengingatkan seorang calon pemimpin harus menebar kasih dan menarik simpati dari masyarakat, bukan pernyataan-pernyataan yang memecah belah apalagi sampai menebar kebencian.

"Kalau ingin menjadi pemimpin, tebarlah kasih agar mendapatkan simpati dari masyarakat pemilih, bukan yang senang menabur kebencian dan kontroversi. Dengan menabur kebencian akan sangat merugikan yang bersangkutan apalagi dalam rangka Pilkada," ujarnya kepada JPNN ini di Jakarta, Kamis (17/1), menanggapi komentar miring Effendi Simbolon atas pemberian tongkat  "Tunggal Panaluan," ulos dan seperangkat pakaian adat Batak dari tokoh Batak kepada Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, saat peresmian operasional Bandara Silangit, Jumat (11/1) lalu.

Ia mempertanyakan pernyataan miring tersebut karena mengetahui betul pemberian penghargaan itu dilakukan setelah melewati sejumlah kajian mendalam oleh lembaga adat yang kompeten memutuskan pemberian penghargaan tersebut. Baik terkait integritas pribadi hingga komitmen Dahlan yang sangat mulia bagi pembangunan Tano Batak.

Dalam hal ini, Dahlan dengan perhitungan matang, mengalihkan pengelolaan Bandara Silangit dari Pemerintah kepada BUMN. Selain itu, ia juga memiliki komitmen menjadikan Bandara Silangit sebagai Bandara Udara Internasional.

"Beliau juga sudah meminta izin dari presiden untuk memberi perhatian khusus terhadap Danau Toba. Presiden SBY sebelumnya kan juga sudah berjanji menjadikan Danau Toba menjadi objek tujuan wisata nomor dua setelah Bali. Nah, kalau Silangit menjadi bandara internasional, maka pesawat-pesawat dari Eropa, Jepang, Korea, China dan negara-negara lain akan singgah lebih dahulu di Silangit menuju Danau Toba sebelum ke Bali. Dengan demikian menurutnya, para turis mancanegara akan datang berduyun-duyun ke kawasan Danau Toba," ujarnya.

Untuk itu ia mengajak pemerintah daerah, masyarakat dan sejumlah investor dari Jawa, nantinya bersama-sama akan membangun objek-objek wisata, hotel berbintang, restoran berbintang, toko-toko souvenir dan lain sebagainya.

"Maka nasib daerah kawasan danau toba yang semula daerah tertinggal dan miskin akan segera merubah secara drastis nasib mayarakat di daerah kawasan danau toba, dan  akan sejajar dengan daerah-daerah wisata lainnya seperti Bali. Dampak keputusan dan komitmen Dahlan ini akan sangat luar biasa dan banyak masyarakat yang belum menyadarinya" ujarnya.

Selain itu menurut TB, Dahlan juga berjanji membangun jalan tol dari Medan menuju Bandara Kualanamu. Apabila ini terlaksana maka jarak tempuh dari Medan menuju Danau Toba melewati Tanah Karo akan menjadi singkat. Otomatis penduduk di daerah Silalahi Nabolak akan berubah nasibnya karena wisatawan domestik maupun mancanegara juga akan membanjiri daerah tersebut.

Dahlan Iskan Sudah Gabe

Sebagai menteri BUMN, Dahlan menurut TB, juga membatalkan rencana PTPN III yang sebelumnya berniat mengganti perkebunan teh di Sidamanik Simalungun menjadi perkebunan sawit. Langkah ini tentu mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat karena kebun teh membuat suasana Sidamanik tetap terpelihara keasliannya dengan tidak menghilangkan nilai historis ratusan tahun yang telah melekat.

Seperti diketahui, sampai dengan tahun 1960-an Teh Sidamanik merupakan komoditi ekspor kelas dunia untuk teh yang sangat yang terkenal di Eropa. Dan masih banyak lagi komitmen dari Dahlan Iskan membangun Sumatera Utara pada umumnya, dan kawasan Danau Toba pada khususnya.

Pada hakekatnya menurut dosen senior Lemhannas ini,  ulos memiliki nilai spritual yang sangat dalam. "Ketika orangtua mangulosi anaknya maka nilai spritualnya orangtua tersebut mendoakan sang anak agar terlindung dari bahaya. Dengan demikian kalau kita mangulosi seseorang, maksudnya adalah memberkati orang tersebut dan melindunginya dari segala macam percobaan, dan nilai-nilai inilah yang harus dilestarikan ke depan," katanya.

Di samping itu kata mantan menteri pendayagunaan aparatur negara ini, penghargaan kepada Dahlan Iskan sesuai dengan filosofi yang dianut dan diturunkan oleh nenek moyang orang Batak. Filosofi itu adalah hagabeon, hamoraon, dan hasangapon. Dahlan Iskan menurutnya sudah gabe, artinya berkeluarga dengan baik, dia juga mamora bukan hanya kaya dalam harta sebagai salah satu konglomerat Indonesia tetapi juga kaya akan kepribadian.

Hasangapon atau kehormatan, Dahlan adalah Menteri BUMN yang mengelola lebih dari 140 perusahaan BUMN dan kalau ditambahkan dengan anak perusahaannya menjadi lebih dari 400 perusahaan. Boleh dikatakan aset bangsa ini berada ditangan Dahlan Iskan.  Ketiga filosofi tadi itu sangat dipenuhi oleh Dahlan Iskan. Kehormatan yang diberikan kepada Dahlan Iskan sudah diberikan oleh beberapa suku di Indonesia.

"Saya sangat yakin hanya orang-orang yang berpolitik praktis demi kepentingan sesaat yang tidak setuju dengan penganugerahan ini. Pada saat Dahlan Iskan dibulang-bulangi  di Silangit, yang dihadiri oleh lebih dari 1.000 orang menyambut dengan sangat antusias atas penganugerahan tersebut. Sebaiknya, agar tidak merugikan diri sendiri yang mengkritik  itu seharusnya meminta maaf kepada lembaga adat Batak khususnya lembaga adat Tapanuli Utara dan kepada para bupati, kalau tidak itu akan sangat merugikan calon gubernur tersebut," katanya.(gir/jpnn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditemukan Kecurangan Verifikasi Parpol di NTT

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler