JAKARTA - Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga di Jakarta Pusat siang ini mengadakan kegiatan ibadah jalan salib, pada Perayaan Jumat Agung (29/3). Dalam perayaan ini, tim seni dan budaya Gereja Katedral mengadakan visualisasi kisah sengsara Yesus Kristus (tablo) yang diadakan sejak pukul 10.00. Sekitar 1500 umat Kristiani memenuhi gereja untuk menyaksikan teatrikal tersebut. Kebanyakan umat memakai pakaian berwarna hitam karena suasana duka menyelimuti peringatan wafatnya Yesus Kristus hari ini.
Dalam teatrikal ini pemeran Yesus didandani hampir serupa denganNYa. Namun, ia tidak berambut gondrong atau memakai wig. Sementara para pemeran serdadu memakai pakaian seperti serdadu Romawi dahulu kala. Lagu dan instrumen menyayat hati mengiringi kisah sengsara Yesus ini.
Sejumlah umat terutama kaum wanita tak kuasa menahan tangis. Apalagi ketika, sampai pada kisah Yesus yang dianiaya para serdadu. Ia ditampar dan dicambuk tanpa ampun oleh para serdadu. Adegan yang dilakukan tanpa sensor ini tentu langsung menggugah hati umat.
Menurut Humas Panitia Paskah Gereja Katedral Greace Tanus, tablo ini dimaksudkan agar umat Kristiani dapat menghayati kisah sengsara Yesus Kristus. Umat diharapkan meneladani perjalanan hidup Yesus yang senantiasa membantu sesama dan menyayangi sesama tanpa pilih suku, agama maupun ras.
"Umat diajak mengikuti apa yang menjadi perilaku hidup Yesus, dengan adanya rasa persaudaraan. Tidak hanya dengan umat Katolik saja, tapi juga dengan masyarakat luas serta kepedulian pada kaum papah," tuturnya.
Dalam perayaan jalan salib ini, umat yang masuk di kawasan gereja terlebih dahulu menjalani pemeriksaan di pintu masuk. Beberapa polisi tampak berjaga depan gereja. Sementara yang memeriksa tas dan bawaan umat adalah petugas dan panitia Paskah. Pemeriksaan dilakukan dengan metal detector. (flo/jpnn)
Dalam teatrikal ini pemeran Yesus didandani hampir serupa denganNYa. Namun, ia tidak berambut gondrong atau memakai wig. Sementara para pemeran serdadu memakai pakaian seperti serdadu Romawi dahulu kala. Lagu dan instrumen menyayat hati mengiringi kisah sengsara Yesus ini.
Sejumlah umat terutama kaum wanita tak kuasa menahan tangis. Apalagi ketika, sampai pada kisah Yesus yang dianiaya para serdadu. Ia ditampar dan dicambuk tanpa ampun oleh para serdadu. Adegan yang dilakukan tanpa sensor ini tentu langsung menggugah hati umat.
Menurut Humas Panitia Paskah Gereja Katedral Greace Tanus, tablo ini dimaksudkan agar umat Kristiani dapat menghayati kisah sengsara Yesus Kristus. Umat diharapkan meneladani perjalanan hidup Yesus yang senantiasa membantu sesama dan menyayangi sesama tanpa pilih suku, agama maupun ras.
"Umat diajak mengikuti apa yang menjadi perilaku hidup Yesus, dengan adanya rasa persaudaraan. Tidak hanya dengan umat Katolik saja, tapi juga dengan masyarakat luas serta kepedulian pada kaum papah," tuturnya.
Dalam perayaan jalan salib ini, umat yang masuk di kawasan gereja terlebih dahulu menjalani pemeriksaan di pintu masuk. Beberapa polisi tampak berjaga depan gereja. Sementara yang memeriksa tas dan bawaan umat adalah petugas dan panitia Paskah. Pemeriksaan dilakukan dengan metal detector. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolda Menangis di Depan Jasad Kapolsek
Redaktur : Tim Redaksi