jpnn.com - JAKARTA - Tebing setinggi 25 meter dan lebar 15 meter di Jalan Raya Tajur, Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, longsor, Sabtu (4/11).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan longsor itu disebabkan oleh guyuran hujan dengan intensitas tinggi dan struktur tanah yang labil.
BACA JUGA: 11 Wilayah di Jaksel dan Jaktim Rawan Longsor pada Oktober, Warga Diminta Waspada
Menurut dia, Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD Kota Bogor melaporkan, material longsoran menutup sebagian jalan sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas.
“Pohon yang terbawa material longsoran tersebut menimpa rumah milik salah satu warga yang dihuni 1 KK dengan tiga jiwa dan menutup sebagian saluran induk Cibalok dan dikhawatirkan meluap," ujar Abdul dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Senin (6/11).
BACA JUGA: Tambang Emas Ilegal di Kuansing Longsor, 1 Tewas
Abdul melaporkan tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor itu.
Tim TRC-PB BPBD Kota Bogor beserta dinas terkait lainnya sudah melakukan asesmen kebencanaan di tempat kejadian.
BACA JUGA: Penambang Emas Ilegal di Kuansing yang Tertimbun Longsor Masih Dicari
Karena lokasi terdampak adalah jalan nasional maka masih dilakukan koordinasi antara Dinas PUPR Provinsi Jawa Barat dengan pemerintah pusat.
BNPB mengimbau masyarakat pemerintah daerah dan masyarakat agar mewaspadai hujan di fase transisi dari musim kemarau ke musim hujan di beberapa kawasan, khususnya Jabodetabek.
“Musim transisi ini normalnya dari Bulan September-November, tetapi tahun ini agak tertunda karena pengaruh El Nino," ujar Abdul.
Menurutnya, kondisi paling signifikan dalam satu minggu terakhir adalah hujan yang mengguyur hampir seluruh Pulau Jawa secara bervariasi setelah lebih dari 90 hari tanpa hujan.
"Hal-hal yang perlu diwaspadai adalah kawasan perkotaan, periksa dan pastikan pemeliharaan drainase primer, sekunder dan tersier dilakukan untuk mengantisipasi potensi banjir/genangan baik akibat debit air kiriman maupun hujan ekstrim di tingkat lokal," katanya.
Kemudian kawasan perbukitan (Jawa bagian tengah ke selatan). Waspadai retakan-retakan akibat tanah kering saat kemarau yang jika diguyur hujan akan sangat rentan terjadi longsor.
Selanjutnya kawasan gunung api, jika terjadi hujan intensitas tinggi di daerah puncak, maka potensi terjadi banjir lahar dingin khususnya Semeru dan Merapi.
“Terakhir bagi pengendara motor, selalu siapkan jas hujan, dan jangan berhenti di bawah jembatan ketika turun hujan karena disamping akan menimbulkan kemacetan, juga hal tersebut berbahaya bagi keselamatan,” pungkas Abdul. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi