Tega Sebarkan Hoaks saat Terjadi Bencana

Rabu, 29 November 2017 – 19:08 WIB
Longsor bebatuan. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, JAKARTA - Para pembuat hoaks memang sudah tak punya hati nurani. Di tengah banyaknya musibah yang terjadi, dia malah menyebarkan kabar palsu tentang bencana baru.

Katanya, terjadi tanah longsor di Dusun Klesen, Desa Kaligesing, Kabupaten Purworejo.

BACA JUGA: Pengungsi Gunung Agung Sudah 43.358 Jiwa

Tiga korban ditemukan meninggal dunia. Adapun tiga lainnya masih tertimbun tanah longsor. Satu di antaranya anak balita.

Di akhir pesan, pembuat kabar palsu itu menyebutkan bahwa sumber informasi tersebut berasal dari pantauan handy talky frekuensi badan penanggulangan bencana daerah (BPBD).

BACA JUGA: Abu Gunung Agung Diprediksi ke Banyuwangi

Pesan yang awalnya menyebar lewat aplikasi percakapan itu menjadi viral setelah muncul di Facebook.

Ada yang menyalin naskah informasi tersebut sebagai status dengan disertai gambar longsoran tanah yang menutupi jalan.

BACA JUGA: Banjir Bandang di Pacitan Rendam Ribuan Rumah Warga

Kabar itu pun terdengar juga oleh BPBD Kabupaten Purworejo. Petugas diterjunkan untuk mengecek informasi ke lokasi sesuai dengan nama daerah yang tertulis di pesan.

Yaitu, Dusun Klesen, Kecamatan Kaligesing. Meski sudah mengubek-ubek lokasi, petugas tidak menemukan longsoran sebagaimana informasi yang tersebar.

Huda, seorang petugas piket BPBD Kabupaten Purworejo yang dihubungi Jawa Pos, mengatakan bahwa kabar longsor di Dusun Klesen, Kaligesing, Purworejo, adalah hoaks.

''Sudah ada petugas yang mengecek. Tidak ada kejadian seperti itu. Kabar tidak benar, Mas,'' ucapnya.

Menurut dia, dusun di Purworejo tidak bernama Klesen. Tetapi Klesem. Nama dusun itu sama persis dengan yang terkena banjir di Pacitan.
''Mungkin disama-samakan, Mas. Yang jelas di Purworejo tidak ada,'' tegasnya.

BPBD juga sudah mengeluarkan siaran resmi bahwa kabar bencana longsor tersebut adalah hoaks. Masyarakat diminta untuk tidak menyebarkan pesan terusan itu.

Sayangnya, banyak pengguna medsos yang langsung percaya dengan pesan tersebut. Ada yang bertanya tentang lokasi.

Ada yang menanyakan perkembangan. Ada juga yang mengaitkannya dengan daerah lain. Bahkan, ada yang menuliskan doa.

Pembuat hoaks, tampaknya, sudah mengetahui kapan pesan tersebut sebaiknya disebar.

Sebab, saat ini terjadi bencana di sejumlah daerah. Di antaranya, Gunung Agung di Bali, banjir di Pacitan, dan longsor di Jogja.

Karena itu, informasi tersebut dengan cepat menyebar dan mudah dipercaya.

Bukan hanya itu. Erupsi Gunung Agung di Bali pun masih saja diterpa kabar tidak benar.

Misalnya, yang terjadi kemarin, tersiar kabar bahwa ada hujan batu sebesar kepalan tangan yang bersumber dari erupsi.

Kabar itu dengan cepat merebak melalui medsos. Kondisi tersebut dia perparah pemberitaan sejumlah media massa online yang memperkuat embusan kabar itu.

Informasi tersebut langsung memicu keresahan. Sebab, menurut kabar yang beredar, batu yang menghujani sebuah desa tersebut sebesar sekepalan tangan.

Karena batu itu muntahan gunung berapi, panasnya mencapai 500 derajat Celsius.

Liarnya informasi itu mendorong Gubernur Bali I Made Mangku Pastika dan jajaran Forum Pimpinan Daerah Bali mengadakan jumpa pers.

Made menegaskan bahwa kabar hujan batu sekepalan tangan adalah bohong. Informasi tersebut dipastikan hoaks.

Sejumlah netizen pun mencibir portal berita online yang masih saja menyebarkan berita tersebut. (eko/gun/c15/fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Erupsi Gunung Agung, Pengiriman Barang Terganggu


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler