jpnn.com, PACITAN - Banjir bandang melanda Pacitan, Jatim, akibat hujan deras yang tanpa henti sepanjang hari kemarin (29/11).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyatakan sekitar 26 desa di lima kecamatan terdampak.
BACA JUGA: Satu Ton Beras Untuk Korban Banjir Lombok Timur
Paling parah terjadi Desa Purwoasri, Kayen, Kebonagung, Sukoharjo (Kebonagung), Desa Sirnoboyo, Kembang, Arjowinangun (Pacitan), serta Desa Arjosari, Sedayu, Jatimalang, dan Tremas (Arjosari).
Banjir juga ‘menenggelamkan’ beberapa ruas jalan protokol di Pacitan kota. Mulai Jalan Ahmad Yani, Kyai Ageng Petung, HOS Tjokroaminoto, Jalur Lintas Selatan (JLS) dan seputar alun-alun.
BACA JUGA: Banjir Bandang Terjang Puluhan Desa di Lombok Timur
Pusat data dan informasi BPBD mencatat, sampai dpetang kemarin rentetan bencana banjir telah menelan seorang korban jiwa dan merendam ribuan rumah warga.
Korban tewas adalah Martin yang terseret arus banjir di Desa Kayen, Kecamatan Kebonagung. Jumlah itu diperkirkan bisa bertambah.
BACA JUGA: Tanggul Bengawan Solo Jebol, 45 Ha Padi Terendam
Sebab, sampai berita ini ditulis, BPBD masih mencari keberadaan dua warga Desa Kayen lainnya yang hanyut terbawa banjir bandang.
Pagi sebelumnya, tiga warga sempat dilaporkan hilang di Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan. Namun, belakangan mereka ditemukan selamat setelah ditolong warga dengan perahu nelayan.
Selain karena hujan deras, banjir yang menggenangi rumah warga juga akibat jebolnya tanggul Sungai Njelok dan Sungai Telu. Bahkan, desa terdampak banjir diprediksi bisa meluas seiring makin meningkatnya debit dan volume air Sungai Grindulu.
Pantauan di lokasi, debit dan volume air sungai terbesar di Pacitan itu sudah diambang batas tanggul. Kondisi itu membuat masyarakat yang bermukim di dekat tanggul waswas. Mereka khawatir meluapnya Sungai Grindulu makin memperparah kondisi.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Dianita mengatakan pihaknya sudah menyiapkan distribusi sembako. Serta membangun posko darurat atau penampungan di Jembatan Sirnoboyo. Namun, pihaknya belum bisa memastikan jumlah pasti warga yang sudah diungsikan.
‘’Warga korban banjir terdapat di Desa Kayen, Purwoasri, Sirnoboyo, Kembang dan Sukoharjo. Mereka kami evakuasi ke tempat lebih aman sampai banjir surut,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Pacitan.
Sebagai upaya tanggap darurat banjir, seluruh personel dan sarana prasarana BPBD berupa perahu karet telah diterjunkan ke lokasi bencana.
Perahu karet sangat diperlukan untuk mengevakuasi warga. Terutama mereka yang dalam posisi terjebak banjir.
‘’Prioritas utama adalah logistik yang sudah kami cukupi. Utamanya, bagi warga di tempat-tempat pengungsian,’’ jelasnya.
Dianita menambahkan, hingga Februari 2018 diperkirakan hujan ekstrem masih berpeluang terjadi di wilayah pacitan.
Perubahan cuaca yang mendadak diikuti hujan lebat dapat memicu banjir, longsor, banjir bandang, dan angin puting beliung.
Frekuensi hujan berintensitas tinggi makin sering terjadi. Dampak perubahan iklim global makin meningkatkan frekuensi hujan ekstrem. Degradasi lingkungan dan lahan kritis yang luas menyebabkan daerah makin rentan bencana.
Plus banyaknya masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana. Sekitar 78.645 jiwa warga di 124 desa di Pacitan rawan terdampak banjir sedang hingga tinggi. ‘’Masyarakat diimbau selalu waspada selama musim penghujan,’’ pintanya. (her/sat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Rumah Diterjang Banjir di Bojonegoro
Redaktur & Reporter : Soetomo