jpnn.com, TEGAL - Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono meningkatkan status kotanya menjadi darurat virus corona dan menerapkan full local lockdown untuk mencegah penularan virus corona.
Dia mengklaim, hal itu dilakukan demi keamanan bersama. Dedy menegaskan, dia memilih dibenci, daripada maut menjemput mereka.
BACA JUGA: Mulia! Warteg Gratis untuk Ojol dan Pekerja Harian Selama Masa Darurat Corona
Dedy Yon menjelaskan, setelah seorang pasien yang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kardinah positif terinfeksi virus corona, dia sudah merencanakan tindakan preventif segera mungkin.
Yang paling mendesak, papar Dedy, adalah penyemprotan disinfektan ke sejumlah lokasi-lokasi yang biasa digunakan sebagai tempat berkerumun warga.
BACA JUGA: AS Minta Warganya Pulang, Pertanda Indonesia Mau Lockdown?
Selain itu, Pemkot Tegal juga akan memperpanjang lokasi local lockdown, dengan menutup akses perbatasan menuju ke Kota Bahari.
Local lockdown akan dipertegas pula, ungkap Dedy, dengan mengganti sekat pintu masuk yang awalnya dari water barrier dengan movable concrete barrier (beton).
BACA JUGA: Ini yang Terjadi di Makam Ibunda Jokowi Setelah Keluarga Presiden Pergi
“Satu beton kira-kira beratnya sekitar 2 ton. Jadi akan sangat susah dipindah atau digeser oleh seseorang,” katanya seperti dikutip dari Radar Tegal, Kamis (26/3).
Terkait kondisi pasien warga Kelurahan Slerok Kecamatan Tegal Timur yang dinyatakan positif corona saat ini kondisinya baik, dan dia tidak mempunyai riwayat kontak dengan keluarganya.
“Yang bersangkutan ke rumah sakit sendiri, tidak pakai ojek online juga. Namun ada anggota keluarganya yang berinisiatif mengantar sepeda motor untuknya yang di parkiran stasiun,” bebernya.
Dedy berharap warga Tegal yang dinyatakan positif corona bisa sembuh dan sehat kembali. Selain itu, Wali Kota meminta, masyarakat bisa memahami kebijakan yang diterapkan Pemkot Tegal untuk memutus matai rantai penyebaran virus corona.
“Ini pilihan yang pahit, dan saya sendiri dilematis. Lebih baik saya dibenci daripada maut menjemput mereka,” tegas Dedy.
Kebijakan untuk menutup semua pintu masuk ke tegal itu akan dimulai Senin (30/3) mendatang.
“Rencananya semua akses pintu masuk akan dipasangi beton, kecuali akses nasional. Tidak bisa dipindah begitu saja. Kami akan tutup daerah-daerah perbatasan mulai 30 Maret hingga 30 Juli mendatang,” tegasnya. (muj/zul/radartegal)
Redaktur & Reporter : Adek