Tegang! Pemuda Pancasila Geruduk Diskusi Wiji Thukul, Diwarnai Bentrokan

Selasa, 08 Agustus 2017 – 00:05 WIB
Aksi saling dorong massa Pemuda Pancasila dengan pantia acara pemutaran film dan diskusi tentang Wiji Thukul. Foto: Sulung/Radar Pemalang/JPNN.com

jpnn.com, PEMALANG - Ketegangan mewarnai acara pemutaran film dan diskusi tentang Wiji Thukul di Padepokan Lintas Kemukus, Dusun Sirau, Kelurahan Paduraksa, Pemalang, Jateng.

Lokasi acara digeruduk belasan anggota ormas Pemuda Pancasila (PP) Pemalang, Minggu (6/8) malam, sekitar pukul 23.00 WIB.

BACA JUGA: Terpilih Aklamasi, La Nyalla Pimpin PP Jatim Lagi

Mereka datang saat film berjudul “Istirahatlah Kata-kata” yang sedang diputar memasuki menit-menit akhir.

Dengan seragam khas, loreng kuning hitam, mereka memasuki lokasi dan meminta kegiatan tersebut dihentikan. Sebab, menurut mereka, film dan diskusi ditengarai adanya unsur neo-komunisme.

BACA JUGA: Pakde Karwo Dipastikan Buka Muswil MPW Pemuda Pancasila

Sempat terjadi bentrokan antara massa Pemuda Pancasila dengan panitia acara, Andi Rustono. Berawal dari adu argumen, aksi saling dorong pun terjadi. Beruntung keadaan itu bisa diredam oleh aparat keamanan yang berjaga-jaga di lokasi.

Bentrokan itu muncul saat panitia menolak ketika diminta laptopnya untuk barang bukti. Saat itu, massa Pemuda Pancasila juga sempat meminta film tersebut diputar ulang dan disaksikan bersama-sama. Namun karena suasana yang memanas waktu itu, akhirnya film tidak jadi diputar ulang.

BACA JUGA: Muswil Pemuda Pancasila Jatim Berhadiah Umrah Gratis

Kordinator Lapangan Pemuda Pancasila Edi Suprayogi mengatakan, sudah menjadi kewajiban anggota Pemuda Pancasila untuk mengamankan hal-hal yang berbau komunisme. Apalagi, kata dia, acara tersebut dilakukan di tempat tertutup.

“Ingat, Pemuda Pancasila ini, apapun bentuknya, mengamankan NKRI itu harga mati. Kalau ada indikasi yang mengarah ke neo-komunis, Pemuda Pancasila tampil paling depan, apapun bentuknya,” tegasnya.

Dia menambahkan, kedatangan Pemuda Pancasila tersebut menurutnya juga karena adanya laporan warga.

Sementara itu, panitia acara pemutaran film dan diskusi, Andi Rustono mengatakan, apa yang mereka (PP) curigai adalah tidak benar. Menurut dia, apa yang dilakukan di acara pemutaran film tidak seperti yang mereka sangkakan.

Menurut dia, film tersebut tidak ada yang bertentangan dengan ideologi Pancasila maupun NKRI. Di film tersebut hanya mengkritik pemerintahan pada masa Orde Baru.

“Jadi apa yang dipersoalkan? Bahkan, film itu sendiri juga legal, yang sudah diputar di seluruh bioskop di Indonesia,” katanya.

Menurut dia, Wiji Thukul adalah seorang pejuang yang dimatikan karena puisi-puisinya yang sarat kritik pada masa itu.

“Kebebasan berpendapat yang kita rasakan sekarang ini, salah satunya, juga hasil perjuangan Wiji Thukul,” imbuhnya.

Karena penggerudukan itu, film tidak diteruskan. Acara diskusi pun akhirnya dibatalkan. (sul/fat)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dan Kata-Kata Belum Binasa


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler