Tegang, Polisi dan Nakhoda Rebutan Kemudi, 6 Awak Mencebur, 2 Hilang

Jumat, 12 Februari 2021 – 14:08 WIB
Ilustrasi, Basarnas mencari dan mengevakuasi korban kecelakaan di laut. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, SAMARINDA - Enam awak kapal motor Jaya Setia menceburkan diri ke Sungai Mahakam di kawasan Jalan Pangeran Bendahara, Kelurahan Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang, Samarinda, Kalimantan Timur.

Mereka adalah Amir, Iwan, Arif, Firman, Ali Intojen dan Marwan. Empat nama di awal berhasil kembali naik darat lewat tambat di tepi sungai.

BACA JUGA: Ledakan Keras Terdengar Beberapa Kali di Samarinda

Sedangkan dua nama terakhir Intojen dan Marwan tidak terlihat.

Enam pria itu sengaja menceburkan diri ke sungai pada Rabu (10/2) siang itu, karena diduga takut dibawa polisi dari Satuan Polairud Polresta Samarinda.

BACA JUGA: Kapal Tanker Milik Anggota DPR Terbakar dan Meledak

Sebelumnya kepolisian dari satuan tersebut mengamankan kapal klotok KM Jaya Setia karena diduga hendak melakukan pencurian batu bara dari tongkang yang bersandar di tepi sungai di kawasan Palaran.

Ali dan Marwan diduga tidak bisa berenang. Keduanya lenyap saat berusaha kabur dengan melompat dari kapal dan berenang ke tepi sungai.

BACA JUGA: Kapal Tongkang Terbalik, 100 Ton Batu Bara Tumpah

"Ali itu juragan (nakhoda) kami. Dia yang menyuruh kami lompat ke sungai,” kata Amir (20), seperti dikutip dari Samarinda Pos, Jumat (12/2).

Amir mengatakan, saat itu kapalnya hendak bersandar ke tepi sungai.

Namun polisi yang sudah ikut di kapal itu melarang dan menyuruh jalan terus. Situasi sempat tegang.

Polisi mengarahkan kapal mereka ke markas Polairud di Dermaga Sungai Kunjang.

"Cuma juragan kami tidak mau. Jadi sempat terjadi rebutan kemudi. Setelah itu, juragan kami ke belakang lalu mengambil jeriken dan menyuruh kami lompat ke sungai,” kata Amir.

Apa yang dikatakan Amir dibenarkan Arif (29).

Saat itu dirinya menyaksikan Ali, bersitegang dengan polisi yang mencoba mengambilalih kemudi kapal.

"Setelah itu, juragan memang ke belakang. Tidak lama saya dengar teriak menyuruh terjun. Saya pun ikut terjun,” ucap Arif.

Ditanya tujuan mereka bersandar di tongkang itu, Amir maupun Arif sepakat mengatakan mereka hendak membersihkan sisa batu bara di tongkang.

"Cuma mau dibersihkan saja yang di luar. Dari pada jatuh ke sungai," tuturnya.

Keterangan ini dibenarkan Kapolresta Samarinda Kombes Arif Budiman melalui Kasat Polairud AKP Iwan Pamuji.

Iwan mengatakan, kejadian ini berawal setelah pihaknya mendapat laporan dari perusahaan pelayaran. Disebutkan bahwa tongkang mereka disandari kapal tak dikenal. Dikhawatirkan kapal itu hendak melakukan pencurian batu bara.

"Kemudian tiga anggota kami menuju ke titik lokasi laporan. Lalu mengamankan kapal klotok beserta awaknya. Selanjutnya kami hendak bawa ke markas untuk diperiksa. Namun saat di tengah perjalanan terjadi masalah. Juru mudi kapal klotok (Ali) berusaha menyandarkan kapalnya di TKP (Samarinda Seberang)," kata Iwan.

Upaya itu pun dicegah salah seorang anggota Polairud.

Hal itu justru membuat seluruh awak kapal nekat terjun ke sungai.

"Kapal klotoknya tetap kami bawa untuk diamankan. Setelah itu anggota kami kembali ke TKP untuk mencari awak kapal klotok yang melopat ke sungai. Namun di TKP, ternyata dua dari enam awak kapal dilaporkan hilang,” ujar Iwan.

Polairud beserta tim SAR gabungan langsung melakukan upaya pencarian Ali dan Marwan, yang dilaporkan hilang tenggelam.

"Penyelidikan tetap kami lakukan. Namun untuk saat ini kami fokus pada pencarian korban yang hilang,” pungkasnya. (oke/nha)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler