jpnn.com, DEMAK - Bea Cukai Semarang menggelar pemusnahan barang kena cukai (BKC) ilegal di halaman Gedung Grhadika Bina Praja, Kabupaten Demak pada Kamis (7/11).
Kepala Kantor Bea Cukai Semarang, Bier Budy Kismulyanto mengatakan pihaknya memusnahkan lebih dari 10 juta batang rokok ilegal, minuman mengandung etil alkohol ilegal, serta alat pengemas rokok tanpa pita cukai.
BACA JUGA: Monev di 2 Perusahaan Ini, Bea Cukai Tanjung Perak Pastikan Kepatuhan Pengguna Jasa
Seluruh barang tersebut merupakan hasil penindakan Bea Cukai Semarang selama periode 2023-2024.
Diperkirakan nilai barang-barang yang dimusnahkan sebesar Rp 14 miliar dengan potensi kerugian negara yang berhasil diselamatkan senilai hampir Rp 9,7 miliar.
BACA JUGA: Genjot Ekonomi di Perbatasan RI-Timor Leste, Bea Cukai Gelar Expo di PLBN Motaain
"Setelah pemusnahan simbolis di Demak, BKC ilegal tersebut dihancurkan secara keseluruhan di pabrik PT Semen Grobogan melalui proses insinerasi, yaitu proses pembakaran yang nantinya akan menghasilkan energi panas dalam proses pembuatan semen," jelas Bier dalam keterangan resminya, Selasa (12/11).
Dia menyampaikan kegiatan tersebut turut dihadiri Pemerintah Kabupaten Demak yang diwakili Sekretaris Daerah Akhmad Sugiharto dan Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Setda Provinsi Jawa Tengah, perwakilan Forkopimda, organisasi perangkat daerah (OPD), perusahaan rokok, serta unsur terkait lainnya.
BACA JUGA: Selamat, Bea Cukai Banten dapat Penghargaan dari PT Global Marketing Technology
Diketahui, pemusnahan BKC ilegal melalui proses insinerasi juga merupakan bagian dari visi Pabrik PT Semen Grobogan untuk mewujudkan tanggung jawab sosial yang didukung pabrik yang modern dan ramah lingkungan dengan cara mengurangi emisi karbon sebanyak 30 persen per tahun.
"Kegiatan ini merupakan langkah tegas Bea Cukai dalam memerangi peredaran BKC ilegal," kata Bier lagi.
Menurut Bier, berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat akan semakin memperkuat upaya pemberantasan barang ilegal yang merugikan negara dan mengancam kesehatan. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi