jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Farhan Effendy menyatakan bahwa tidak ada maksud dan niat ketua umum partainya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bakal menggangu Joko Widodo alias Jokowi yang telah menjadi presiden terpilih 2014-2019. Menurut Farhan, justru SBY yang saat ini masih menjabat presiden berniat membantu Jokowi yang akan dilantik pada 20 Oktober nanti.
Pernyataan itu disampaikan Farhan guna menanggapi anggapan miring yang menyebut SBY bakal membawa agenda pribadi dalam pertemuan dengan jokowi di Bali malam nanti. Farhan menegaskan bahwa SBY tidak akan merecoki Jokowi.
BACA JUGA: Jokowi Temui SBY di Bali Tanpa JK
“Beberapa hari ini SBY dan PD banyak menerima sejumlah pesan yang bernada negatif, termasuk di sosial media. Mereka mengatakan agar SBY dan PD jangan ngerecoki Jokowi," katanya di Jakarta, Rabu (27/8).
Banyaknya komentar-komentar miring itu, kata Farhan, menunjukkan ada yang tidak menghendaki hal-hal baik terjadi. Ia juga mengakui bahwa ada yang menganggap SBY dan PD menginginkan posisi politik tertentu dalam pemerintahan Jokowi nanti.
BACA JUGA: Wasekjen PD Ingatkan PDIP soal Karma
Namun, Farhan menepis anggapan itu. "Dengan ini kami sampaikan sebagaimana arahan dan sikap Ketua Umum PD, bahwa tidak ada niat dan ambisi seperti itu. PD akan independen dan menjadi penyeimbang. Kami tidak haus kekuasaan," ujarnya.
Karenanya, lanjut Farhan, tak semestinya pertemuan di Bali nanti dianggap negatif. "Jadi pertemuan di Bali malam inipun jangan dibaca sebagai rencana ngrecoki atau mengatur-atur Jokowi. Untuk itu kami berpesan sebaiknya kubu pak Jokowi berkonsentrasi menghadapi kerja-kerja ke depan," katanya.
BACA JUGA: Office Boy Terdakwa Korupsi Videotron Dihukum Setahun Penjara
Menurut Farhan, tanggung jawab presiden terpilih tidak gampang. Sebab, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla harus mampu menyeimbangakan dinamika ekonomi makro, stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi dan tugas menyejahterakan rakyat.
"Untuk melaksanakan agenda tersebut, perlu kesungguhan berkerja, kekompakan, tidak boleh omong besar apalagi berebut jatah kursi," katanya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aneh, Ngaku Relawan Jokowi Tapi Ngotot Masuk Tim Transisi
Redaktur : Tim Redaksi