Tekan Dampak Perubahan Iklim, Lestari Moerdijat Ajak Setiap Negara Lakukan Ini

Kamis, 30 November 2023 – 20:47 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat menghadiri acara pembukaan Paviliun Indonesia di ajang COP-28 UNFCCC di Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis (30/11). Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, DUBAI - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengungkapkan untuk menekan dampak perubahan iklim diperlukan upaya memperkuat kesadaran bersama dalam mewujudkan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan manusia, pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup.

Lestari menyampaikan hal tersebut pada acara pembukaan Paviliun Indonesia di ajang the 28th Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change (COP-28 UNFCCC) di Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis (30/11).

BACA JUGA: Dukung Gerakan Atasi Perubahan Iklim, Presiden Jokowi Pimpin Penanaman Pohon di JIEP

"Mari kita bersama-sama bergerak untuk mencari dan mewujudkan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan manusia dan pelestarian lingkungan, karena hal itu masih menjadi pekerjaan rumah kita bersama," kata Lestari Moerdijat dalam keterangannya, Kamis (30/11).

Dalam upaya tersebut, Lestari mendorong agar keseimbangan itu diwujudkan sesuai dengan kearifan lokal dan pengetahuan adat yang diharapkan mampu mengatasi krisis iklim sebagaimana tersirat dalam Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Masyarakat Adat.

"Karena menghargai keanekaragaman, perbedaan, dan disparitas justru akan memperkuat implementasi dari kesepakatan yang telah diambil oleh pemimpin negara terkait lingkungan di berbagai forum internasional," ujar Rerie yang akrab disapa.

BACA JUGA: Kepala BMKG: Perubahan Iklim Jadi Tantangan Terbesar Umat Manusia

Rerie berpendapat setiap upaya untuk menjaga hutan lindung, membentuk komunitas lokal dalam pengelolaan hutan dan kekayaan alam serta implementasi kearifan lokal tentu telah diinisiasi setiap negara dengan satu orientasi menekan peningkatan suhu bumi.

"Pencapaian titik keseimbangan itu sejatinya dapat dimulai dengan refleksi bersama bahwa aktivitas manusia seperti urbanisasi, industrialisasi, maupun deforestasi telah berdampak pada hilangnya keanekaragaman hayati, degradasi ekosistem, dan perubahan iklim," ungkap legislator dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah II itu.

Menurut Rerie, untuk mencegah peningkatan suhu bumi mesti menggunakan pendekatan yang berpusat pada manusia sekaligus berpusat pada lingkungan.

Dia menegaskan korelasi manusia dan lingkungan itu patut mendasari pemikiran bersama, bahwa lingkungan memiliki sumber daya sekaligus nilai yang menunjang kehidupan manusia.

Namun, lanjut dia, pada saat yang sama manusia memiliki tanggung jawab untuk melindungi ekosistem dari kerusakan bahkan kepunahan.

"Menempatkan kreativitas, daya nalar, keadaban dan solidaritas sesungguhnya merupakan landasan dalam proses pembelajaran dalam menjawab sejumlah tantangan," tegasnya.

Rerie sangat berharap ajang COP 28 kali ini dapat menghasilkan kesepakatan yang tepat untuk menghadapi guncangan akibat perubahan iklim, demi melindungi bumi bagi kehidupan generasi nanti. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler