Tekan Inflasi, Pemprov Jateng Tingkatkan Operasi Pasar

Senin, 13 November 2023 – 15:02 WIB
Pj Gubernur Jateng Nana mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara daring di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (13/11). Foto: Humas Pemprov Jateng.

jpnn.com - SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) akan meningkatkan program operasi pasar dan gerakan pasar murah di wilayahnya untuk menekan inflasi yang pada Oktober 2023 mencapai 2,81 persen.

Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana sudah menginstruksikan Satuan Tugas Pangan Daerah dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk meningkatkan kedua program tersebut, khususnya di daerah-daerah yang inflasi dan indeks perkembangan harga (IPH) masih tinggi.

BACA JUGA: Inflasi Harga Cabai, IKAPPI Usul Wilayah Lain Supply Hasil Panen ke Jabodetabek

"Kami akan terus melakukan langkah-langkah guna menurunkan kembali inflasi ini walaupun posisi kita (Jateng) masih aman dan berada di tengah-tengah dibandingkan provinsi lain," kata Nana seusai mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara daring di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (13/11).

Nana mengatakan bahwa Pemprov Jateng akan terus berkoordinasi dengan instansi seperti Bulog dan kementerian-kementerian terkait, dan Satgas Pangan.

BACA JUGA: Antisipasi Peretasan, Pemprov Jateng Perkuat Pengamanan Sistem Informasi

"Kegiatan-kegiatan operasi pasar dalam bentuk gerakan pasar murah terus kami tingkatkan," ungkapnya.

Nana juga menginstruksikan Satgas Pangan Daerah dan Kepolisian untuk lebih intensif memantau harga pasar.

BACA JUGA: Sikapi Kenaikan Harga Beras dan Cabai, Mendagri Tito Minta Pemda Lakukan Ini

Khususnya terhadap harga kebutuhan pokok yang berpotensi menyumbang inflasi.

Dengan pemantauan itu, pemerintah bisa langsung mengindentifikasi penyebab kanaikkan harga tersebut, karena distribusi atau memang sudah kekurangan pangan.

Dengan begitu, pemerintah bisa langsung segara dilakukan tindakan cepat apabila terjadi gejolak harga.

“Kami juga akan cari solusi untuk menstabilkan kembali harga-harga pangan yang ada di masyarakat ini," kata Nana.

Seperti diketahui, ada lima komoditas, yakni beras medium, beras premium, cabai rawit, cabai merah, dan gula, mengalami gejolak harga.

Lima komoditas itu menjadi fokus dalam operasi pasar yang akan dilakukan mulai tengah pekan ini.

Di samping itu, juga akan dilakukan pantauan dan evaluasi beberapa daerah dengan IPH tinggi.

Saat ini ada empat daerah dengan IPH tinggi, yaitu Cilacap, Kebumen, Blora, dan Kita Tegal, yang menjadi perhatian khusus Nana Sudjana.

“Empat ini yang akan kami lakukan evaluasi dan kami juga akan lakukan langkah-langkah intervensi supaya harga-harga itu segera normal atau stabil kembali," ungkap Nana.

Mendagri Tito Karnavian mengatakan setiap kepala daerah harus serius untuk mengendalikan harga bahan pokok.

Dia menegaskan pemantauan soal harga harus dilakukan secara rutin dan konsisten.

"Satgas pengendalian inflasi cek pasar tiap hari. Sebab, setiap daerah tidak sama, (gejolak) komoditas juga tidak sama. Cek penyebabnya. Kalau suplai kurang, bagaimana bisa mendapatkan suplai, kalau distribusi kurang berarti logistik yang macet," katanya. (jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : JPNN.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler