JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya berhasil keluar dari tekanan jual pasca dilanda koreksi selama sepekan. Pada penutupan perdagangan Rabu (12/6), IHSG menanjak 87,94 poin (1,91 persen) ke level 4.697,88. Setali tiga uang, indeks LQ45 juga menguat 20,25 poin (2,67 persen) ke posisi 777,53.
Kenaikan IHSG banyak didorong saham-saham industri. Seperti sektor aneka industri menguat 6,14 persen, manufacture basic industry naik 4,63 persen, dan manufaktur menanjak 4,69 persen. Berikutnya disusul consumer goods naik 3,91 persen, properti (3,62 persen), agriculture (2,29 persen), serta infrastructure (0,88 persen). Sebaliknya, indeks pemberat bursa datang dari dua sektor antara lain tambang minus 0,65 persen dan finance berkurang 0,3 persen.
Sepanjang perdagangan bursa berjalan ramai dengan total frekuensi 223.950 kali transaksi pada volume 6,39 miliar lembar saham senilai Rp 10,67 triliun. Kendati demikian, bursa masih dilingkupi aksi jual asing dengan total jual bersih Rp 2,17 triliun. Saham-saham yang banyak dijual asing di antaranya BBRI, BBCA, BMRI, ASRI, dan BBNI.
Head of Research Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, meski masih mencatatkan net sell, tetapi tekanan jual asing sudah terbatas. Selain itu, rendahnya harga sejumlah saham membuat pelaku pasar mulai mengakumulasi meski dalam jumlah terbatas. "Namun yang perlu diperhatikan, bursa saat ini masih dibayangi sentimen kenaikan harga BBM, merosotnya nilai tukar rupiah, dan turunnya nilai cadangan devisa," ungkapnya.
Reza memproyeksi pada perdagangan Kamis (13/6), IHSG berada pada level support 4.500-4.535 dan resistance 4.745-4.780. Grafis MACD (moving average convergence/divergence) masih bergerak turun dengan histogram negatif yang memendek. Sedangkan grafis RSI, William"s %R, dan Stochastic mencoba up reversal, meski masih di area oversold. "Meski belum mengonfirmasi kenaikan signifikan selanjutnya, setidaknya laju IHSG sudah lebih baik," jelasnya.
Equity Analyst PT Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza Mihardja memroyeksi, pergerakan IHSG pada Kamis akan sangat dipengaruhi kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan FASBI overnight rate menjadi 4,25 persen untuk menjaga stabilitas rupiah dan menyatakan mereka siap membeli obligasi pemerintah di secondary market.
Dari global, data budget bulanan AS diprediksi defisit USD 136,5 miliar bakal meberikan sentimen tambahan. "Secara teknikal indeks diperkirakan bergerak menguat di kisaran 4.643-4.721. Saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain BWPT, ASII, BMRI, INDF," terangnya. (gal/oki)
Kenaikan IHSG banyak didorong saham-saham industri. Seperti sektor aneka industri menguat 6,14 persen, manufacture basic industry naik 4,63 persen, dan manufaktur menanjak 4,69 persen. Berikutnya disusul consumer goods naik 3,91 persen, properti (3,62 persen), agriculture (2,29 persen), serta infrastructure (0,88 persen). Sebaliknya, indeks pemberat bursa datang dari dua sektor antara lain tambang minus 0,65 persen dan finance berkurang 0,3 persen.
Sepanjang perdagangan bursa berjalan ramai dengan total frekuensi 223.950 kali transaksi pada volume 6,39 miliar lembar saham senilai Rp 10,67 triliun. Kendati demikian, bursa masih dilingkupi aksi jual asing dengan total jual bersih Rp 2,17 triliun. Saham-saham yang banyak dijual asing di antaranya BBRI, BBCA, BMRI, ASRI, dan BBNI.
Head of Research Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, meski masih mencatatkan net sell, tetapi tekanan jual asing sudah terbatas. Selain itu, rendahnya harga sejumlah saham membuat pelaku pasar mulai mengakumulasi meski dalam jumlah terbatas. "Namun yang perlu diperhatikan, bursa saat ini masih dibayangi sentimen kenaikan harga BBM, merosotnya nilai tukar rupiah, dan turunnya nilai cadangan devisa," ungkapnya.
Reza memproyeksi pada perdagangan Kamis (13/6), IHSG berada pada level support 4.500-4.535 dan resistance 4.745-4.780. Grafis MACD (moving average convergence/divergence) masih bergerak turun dengan histogram negatif yang memendek. Sedangkan grafis RSI, William"s %R, dan Stochastic mencoba up reversal, meski masih di area oversold. "Meski belum mengonfirmasi kenaikan signifikan selanjutnya, setidaknya laju IHSG sudah lebih baik," jelasnya.
Equity Analyst PT Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza Mihardja memroyeksi, pergerakan IHSG pada Kamis akan sangat dipengaruhi kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan FASBI overnight rate menjadi 4,25 persen untuk menjaga stabilitas rupiah dan menyatakan mereka siap membeli obligasi pemerintah di secondary market.
Dari global, data budget bulanan AS diprediksi defisit USD 136,5 miliar bakal meberikan sentimen tambahan. "Secara teknikal indeks diperkirakan bergerak menguat di kisaran 4.643-4.721. Saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain BWPT, ASII, BMRI, INDF," terangnya. (gal/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggaran ESDM DIkurangi, Jero Merasa Terbebani
Redaktur : Tim Redaksi