jpnn.com, JAKARTA - Persalinan dengan metode caesar ERACS atau Enhanced Recovery After Caesarean Surgery sedang menjadi tren di kalangan selebritas tanah air. Hal itu juga mendorong ibu-ibu hamil di masa pandemi menempuh cara itu dibanding caesar konvensional.
Spesialis anestesi dr. Ida Bagus Gita Dharwa Wibawa mengatakan operasi caesar dengan cara itu sebenarnya bukan hal baru, tetapi booming ketika masa pandemi lantaran pasien bisa cepat pulang ke rumah.
BACA JUGA: Pemulihan Cepat dan Nyaman Pasca-Persalinan dengan Teknik ERACS
"Ada kekhawatiran mereka terpapar virus Covid-19," ucapnya dalam diskusi kesehatan daring dengan tema Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS), Jumat (14/1).
Dia menerangkan teknik ERACS merupakan pengembangan dari konsep Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) yang awalnya digunakan pada operasi bedah umum.
BACA JUGA: Berita Duka, Eka Juliantara Tewas di Denpasar, Kondisinya Mengenaskan
Sebagai contoh, di Siloam Hospitals Ambon, metode ERACS sudah diterapkan sejak tahun lalu secara bertahap. Namun, baru dilakukan secara sempurna sejak 9 September 2021 hingga sekarang.
“Metode ERACS ini lebih unggul dikarenakan proses recovery yang lebih cepat, rasa nyeri yang sangat sedikit, mobilisasi pasien lebih cepat dan lebih baik, pasien lebih cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga," tuturnya.
BACA JUGA: Kombes Riko Diduga Terima Uang Panas Bandar Narkoba, Irjen Panca Berkata Tegas
Dia menyebutkan sekitar 40 kasus melahirkan di Siloam Ambon berhasil dilakukan dengan metode ERACS sejak September hingga Desember 2021.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Cabang Maluku, dr. Markus Daniel Taliak SpOG memaparkan perbedaan antara metode ERACS dan konvensional.
Pada persiapan melahirkan caesar dengan metode ERACS memiliki beberapa perbedaan dengan metode konvensional.
Perbedaannya, metode konvensional mengharuskan pasien puasa makan 8 jam sebelum operasi.
Sementara dengan cara ERACS, dalam waktu 8 jam sebelum operasi pasien masih bisa makan dengan bebas, 6 jam sebelum operasi masih bisa mengonsumsi makanan yang ringan.
Kemudian, dua jam sebelum operasi pasien diarahkan untuk mengonsumsi cairan berkalori, seperti air gula.
BACA JUGA: Pimpinan Honorer: Imbas Seleksi PPPK 2021 Muncul Kepsek Main Pecat, Sungguh Teganya
"Ini agar pasien memiliki energi optimal dan mengurangi rasa stres kepada pasien. Di samping membantu proses pemulihan pasien pascaoperasi nanti," ujar Markus.
Selain itu, perbedaan signifikan antara metode ERACS dan konvensional ada pada teknik operasi.
Metode ERACS tidak mengeluarkan rahim dari rongga perut dalam proses operasinya sehingga tidak terjadi penarikan pada saraf-saraf yang dapat menyebabkan rasa mual setelah operasi.
BACA JUGA: Ternyata Ini Agenda Hadfana Firdaus Si Penendang Sesajen di Gunung Semeru
Pembicara lainnya, Erwin Rahakbauw SpOG menerangkan pada teknik ERACS, dokter menghindari proses pencucian rahim. Pembiusan pun diberikan seminimal mungkin untuk memberikan rasa nyaman terhadap pasien.
"Tujuan akhir dari proses penyembuhan ERACS ini yaitu delapan jam setelah operasi pasien sudah bisa bergerak dan kurang dari 24 jam pasien sudah berjalan. Keesokan harinya segera kembali ke rumah," bebernya.
Tim dokter anastesi di Siloam Hospitals Ambon dr. Cok Istri Arintha Devi SpAn juga membagikan pengalamannya sebagai pasien pertama yang melahirkan dengan metode ERACS.
Dia mengaku merasakan perbedaan cukup besar dibandingkan proses kelahiran anak pertamanya dengan metode caesar konvensional.
"Proses persalinannya jauh lebih nyaman dibandingkan sebelumnya," ujar Coki. (esy/fat/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesya Mohamad