Peneliti di Universitas Australia Selatan berhasil mengembangkan teknologi yang mampu mengukur perubahan detak jantung atlet untuk menentukan masa pemulihan dari pelatihan dan penampilan atlet. 

BACA JUGA: Perluasan Tambang Batubaru Ini Disetujui, Air Minum di Sydney Bisa Terancam

 Professor Jon Buckley, Direktur Aliansi Riset Olahraga, Gizi dan Aktifitas (ARENA) di  Universitas Australia Selatan mengatakan tim penelitinya tengah merekrut atlet untuk membantu menyempurnakan teknologi ini sebelum digunakan pada tes final.
 Professor Buckley mengatakan para pelatih dan dan atlet saat ini tidak memiliki ukuran baku untuk memberitahukan mereka ketika seorang atlet belum sepenuhnya pulih.
Padahal menurut Profesor Buckley masa pemulihan atau recovery setelah latihan dan beban berat sangat penting bagi Atlet karena selama masa pemulihan itu otot-otot dapat beristirahat dan melakukan perbaikan jaringan serta membangun kekuatan setelah melakukan latihan beban yang berat.

Jika otot-otot yang belum pulih dengan baik itu digunakan terlalu cepat maka akan dapat menyebabkan kerusakan jaringan, atlet bisa mengalami cedera dan penampilan atau prestasinya tidak bagus.
"Kalangan atlet biasanya berlatih sangat keras dan karenanya mereka butuh waktu yang tepat untuk pulih,” katanya
Namun resiko itu sekarang bisa dihindari berkat teknologi pengukuran pemulihan tersebut yang diciptakan tim penelitinya.
"Tapi sekarang kita memiliki teknologi yang dapat mengukur pemulihan itu dan memberitahu seberapa lelah atau tingkat pemulihan seorang atlet,” kata Profesor Buckley. Menurut Buckley jika tingkat pemulihan masing-masing atlet bisa diukur maka pelatih bisa merancang rezim pelatihan yang lebih personal, kasus cedera pada atlet juga bisa berkurang dan kinerja atau penampilan tim maupun strategi permainan bisa dirancang  secara keseluruhan.
"Dengan ukuran ini maka pelatih bisa menentukan bagaimana masing-masing atlet bisa mentolerir perubahan beban latihan, dan mungkin juga kemungkinan apakah mereka sudah benar-benar pulih dari kelelahan akibat pelatihan atau kompetisi sebelumnya,”
Teknologi ini sekarang telah dipatenkan oleh Universitas Australia Selatan dan tengah dikembangkan bersama dengan Institut Olahraga Universitas Australia Selatan dan perusahaan yang memproduksi monitor detak jantung Finlandia.
Atlet yang diujicoba diatas treadmill, dibiarkan mengatur sendiri kecepatan latihannya.
Dari data detak jantung itu dihasilkan pengukuran yang menunjukan apakah tubuh atlet uty sudah berhasil pulih dari pelatihan.
Teknologi pengukuran kondisi fit seorang atlet ini bisa diterapkan pada sejumlah cabang olahraga.
Para peneliti telah bekerja dengan beberapa tim AFL pada tahap awal pengembangan.
"Mereka tertarik untuk terlibat dalam proses pengukuran ini juga," kata Profesor Buckley. 
Tim peneliti menyerukan atlet tingkat tinggi untuk mengambil bagian dalam percobaan terakhir untuk penyempurnaan teknologi pengukuran ini yang ditargetkan selesai dalam waktu 18 bulan mendatang agar bisa diterapkan pada ketika atlet menyelesaikan persiapan mereka untuk bertanding di Olimpiade Rio de Janeiro pada tahun 2016. 

 

BACA JUGA: Kuil Sikh di Perth Diserang dengan Grafiti Anti-Islam

BACA JUGA: Australia Khawatir Produk Kimia dari Pertanian Digunakan Teroris

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjual Fish and chip Di Atas Mobil Van Jadi Restoran Terbaik di Darwin

Berita Terkait