JAKARTA - Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bakal melatih sedikitnya 40 ribu guru inti untuk menjalankan kurikulum 2013. Mereka dipilih dari guru teladan yang ada di daerah. Meski demikian, Kemdikbud membuka peluang bagi guru-guru yang merasa mampu untuk mendaftarkan diri.
"Guru-guru yang merasa mampu boleh mengajukan diri ke pusat atau dinas. Nanti diverifikasi lebih lanjut. Kita harap mereka sudah memiliki wawasan tentang tematik integratif," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjamin Mutu Pendidikan, Kemdikbud, Syawal Gultom, di Gedung Kemdikbud, Kamis (28/2).
Mantan Rektor Universitas Negeri Medan itu menyadari durasi waktu diklat guru selama 52 jam tidak serta merta memberikan perubahan yang signifikan terhadap guru. Itu sebabnya dalam pelaksanaan awal kurikulum, akan dilakukan pendampingan kepada guru.
"Pendampingan ini yang lebih dominan untuk menetukan keberhasilannya atau tidak. Karena tidak mungkin 52 jam itu langsung menghasilkan guru yang baik," tutur Syawal.
Dua model pendampingan yang disusun oleh pemerintah di antaranya secara langsung dan pendampingan online. Pendampingan secara langsung akan dilakukan dalam bentuk observasi oleh guru-guru inti pada guru kelas.
Dari observasi itu, guru inti akan mengamati dan menilai langsung kekurangan dari guru-guru kelas dalam mengajar. Apakah cara mengajar mereka sudah sesuai dengan yang digarapkan atau belum.
Diketahui, diklat guru kurikulum baru dilakukan dengan sistem master teacher. Awalnya pemerintah menyiapkan 666 orang dari kalangan dosen-dosen PLPG sebagai instruktur nasional yang akan dilatih oleh narasumber nasional.
Kemudian, instruktur nasional akan melatih 40 ribu guru inti. Guru inti inilah nantinya yang akan memberikan diklat kepada 700 ribu guru kelas dan mata pelajaran.(Fat/jpnn)
"Guru-guru yang merasa mampu boleh mengajukan diri ke pusat atau dinas. Nanti diverifikasi lebih lanjut. Kita harap mereka sudah memiliki wawasan tentang tematik integratif," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjamin Mutu Pendidikan, Kemdikbud, Syawal Gultom, di Gedung Kemdikbud, Kamis (28/2).
Mantan Rektor Universitas Negeri Medan itu menyadari durasi waktu diklat guru selama 52 jam tidak serta merta memberikan perubahan yang signifikan terhadap guru. Itu sebabnya dalam pelaksanaan awal kurikulum, akan dilakukan pendampingan kepada guru.
"Pendampingan ini yang lebih dominan untuk menetukan keberhasilannya atau tidak. Karena tidak mungkin 52 jam itu langsung menghasilkan guru yang baik," tutur Syawal.
Dua model pendampingan yang disusun oleh pemerintah di antaranya secara langsung dan pendampingan online. Pendampingan secara langsung akan dilakukan dalam bentuk observasi oleh guru-guru inti pada guru kelas.
Dari observasi itu, guru inti akan mengamati dan menilai langsung kekurangan dari guru-guru kelas dalam mengajar. Apakah cara mengajar mereka sudah sesuai dengan yang digarapkan atau belum.
Diketahui, diklat guru kurikulum baru dilakukan dengan sistem master teacher. Awalnya pemerintah menyiapkan 666 orang dari kalangan dosen-dosen PLPG sebagai instruktur nasional yang akan dilatih oleh narasumber nasional.
Kemudian, instruktur nasional akan melatih 40 ribu guru inti. Guru inti inilah nantinya yang akan memberikan diklat kepada 700 ribu guru kelas dan mata pelajaran.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buku Kurikulum 2013 Proses Finalisasi
Redaktur : Tim Redaksi