Telepon Beijing, Menlu Amerika Isyaratkan Siap Campuri Urusan Dalam Negeri Tiongkok

Minggu, 07 Februari 2021 – 11:30 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony J Blinken . Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

jpnn.com, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken isyaratkan bahwa pihaknya tidak segan-segan mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok.

Dalam pembicaraan telepon dengan diplomat senior Tiongkok Yang Jiechi, anak buah Joe Biden itu mengatakan bahwa Negeri Paman Sam akan membela hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi di Xinjiang, Tibet dan Hong Kong.

BACA JUGA: Tiongkok Tuding Amerika Merusak Persahabatan Negara-Negara Laut China Selatan

Pada kesempatan itu, Blinken juga menekan Tiongkok untuk mengutuk kudeta militer di Myanmar.

Dia menegaskan kembali bahwa Washington akan bekerja dengan sekutu untuk meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas upaya yang mengancam stabilitas Indo-Pasifik, termasuk di seberang Selat Taiwan.

BACA JUGA: Perdana di Era Joe Biden, Aksi Militer Amerika Bikin Tiongkok Murka

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengabarkan bahwa Yang Jiechi dalam pembicaraan itu meminta Amerika Serikat harus memperbaiki kesalahannya baru-baru ini.

Diplomat senior itu juga mengatakan, kedua belah pihak harus saling menghormati sistem politik dan jalur pembangunan satu sama lain.

BACA JUGA: Pernyataan Joe Biden Ini Ditujukan kepada Indonesia, Tiongkok dan Tetangga Myanmar Lainnya

Hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia mencapai titik terendah dalam beberapa dekade selama kepresidenan Donald Trump.

Para pejabat Tiongkok telah menyatakan optimisme yang hati-hati bahwa hubungan itu akan membaik di bawah pemerintahan Joe Biden.

Yang Jiechi mengatakan pada sebuah forum yang digelar secara daring pada Selasa (2/2) bahwa dia berharap hubungan antara kedua negara dapat kembali ke jalur yang konstruktif.

Tetapi, dia meminta Amerika Serikat untuk "berhenti mencampuri" masalah kedaulatan Tiongkok, termasuk atas Xinjiang, Hong Kong, dan Tibet.

Juru bicara Kemlu Tiongkok Wang Wenbin juga mengatakan pada Jumat bahwa kepentingan bersama kedua negara lebih besar daripada perbedaan mereka.

Dia juga mendesak AS untuk bertemu dengan Tiongkok di tengah jalan demi meningkatkan hubungan.

Namun, kritik terhadap catatan hak asasi manusia Tiongkok terus berlanjut.

Deplu AS mengatakan pada Kamis (4/2) bahwa AS "sangat terganggu" oleh laporan pelecehan seksual terhadap wanita di kamp-kamp pengasingan untuk etnis Uighur dan Muslim lainnya di Xinjiang.

Biden sendiri tidak terlihat ingin cepat-cepat berhubungan dengan Beijing. Ia pada Kamis menggambarkan Tiongkok sebagai "pesaing terbesar AS".

Biden mengatakan Washington akan terus menghadapi "serangan Tiongkok terhadap hak asasi manusia, kekayaan intelektual, dan pemerintahan global. ".

"Tapi kami siap bekerja dengan Beijing, jika Amerika berkepentingan untuk melakukannya," tambah Biden.

The Global Times, sebuah tabloid yang dikelola oleh surat kabar Partai Komunis Tiongkok, People's Daily, mengatakan dalam sebuah editorial pada Sabtu (5/2) bahwa mereka memperkirakan pemerintahan Biden akan terus berbicara lantang sambil meningkatkan kerja sama di beberapa bidang.

"Ini jelas berbeda dari periode pemerintahan Trump, yang hanya meningkatkan pertentangan antara Tiongkok dan AS," katanya. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler