Telkomsel Sebut Masyarakat Indonesia Gunakan 5G untuk Lihat 2 Aplikasi Ini

Jumat, 28 Juli 2023 – 08:48 WIB
TTelkomsel memiliki ratusan menara menara base transceiver station (BTS) 5G yang tersebar di seluruh Indonesia sejak peluncuran layanan 5G komersial dua tahun. ilustrasi. ANTARA/Telkomsel. (Humas)

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah operator telekomonikasi masih terlihat belum agresif untuk mengembangkan jaringan 5G yang telah diluncurkan pada Mei 2021 lalu.

Salah satunya ialah operasi seluler bagian dari Badan Usaha Milik Negara, Telkom Group, yaitu Telkomsel.

BACA JUGA: Telkomsel Hadirkan Harga Paket Layanan Barunya, Berikut Daftarnya

Perusahaan pelat merah itu masih 'santai' untuk memperluas cakupan jaringan generasi kelima tersebut.

Wakil Direktur Komunikasi Korporat Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengakui bahwa belum bergerak cepat untuk memperluas jaringan 5G ini di Indonesia.

BACA JUGA: Telkomsel Sebut Alami Peningkatan Trafik Selama Lebaran 2023, Sebegini Angkanya

Dia mengatakan suatu wilayah penetrasi gawai 5G tinggi, tetapi dari segi pendapatan kurang menjanjikan, maka operator belum tentu menggelar jaringan radio generasi terbaru di wilayah tersebut.

Meski begitu, setidaknya Telkomsel memiliki ratusan menara menara base transceiver station (BTS) 5G yang tersebar di seluruh Indonesia sejak peluncuran layanan 5G komersial dua tahun yang lalu.

BACA JUGA: Nokia G300 Hadir dengan Dukungan Jaringan 5G, Harganya Rp 2,8 Juta

"Total sudah ada 280 BTS di seluruh Indonesia," kata dia kepada jurnalis di Denpasar, Bali, Rabu.

Ketika disinggung mengenai target penambahan 5G tahun ini, Saki mengatakan target tidak banyak dan tetap mengacu pada pertimbangan-pertimbangan tersebut.

Penggunaan internet broadband (pita lebar) dari segi konsumsi data di Indonesia, termasuk 4G dan 5G saat ini masih didominasi aplikasi streaming video, yaitu TikTok dan280 BTS 5G280 BTS 5G

"Kami melihat semua penggunaan broadband termasuk 4G dan 5G masih didominasi streaming video seperti TikTok dan Youtube," ungkap dia.

Selain itu, kata dia, sedang mempertimbangkan tiga hal sebelum menggelar 5G di suatu wilayah.

"Kami tetap investasi 5G, tapi, investasi kita di 5G benar-benar harus cermat, tepat dan akurat," kata Wakil Direktur Komunikasi Korporat Telkomsel Saki Hamsat Bramono.

Sebelum menggelar 5G di suatu wilayah, Telkomsel biasanya mengkaji populasi penduduk, average revenue per user (ARPU) atau pendapatan per pengguna yang bisa didapat perusahaan dan penetrasi ponsel 5G di wilayah tersebut.

Telkomsel saat ini mempertimbangkan ARPU di atas Rp 200.000 dan penetrasi perangkat 5G di wilayah tersebut mencapai 75 persen sebelum menggelar 5G.

"Kalau kami lihat dari sisi bisnisnya oke di daerah tersebut, baru kita (gelar 5G). Kami tidak asal pasang, benar-benar kami terukur sekali. Bertahap," kata Saki.

Saki menilai pertimbangan bisnis masih menjadi perhatian operator seluler agar investasi yang dikeluarkan sepadan dengan imbal hasil yang diperoleh.

"Jangan sampai investasi yang kita keluarkan tidak ada return of investment atau breakeven point lama," kata Saki. (ddy/ant/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Galaxy Tab S7 FE Bakal Tersambung Jaringan 5G di Indonesia


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler