SURABAYA - Bisnis TV berbayar (pay TV) di Indonesia masih memiliki potensi besar untuk terus tumbuh. Terlihat dari jumlah pelanggan salah satu operatornya yakni Telkomvision yang mencatatkan kenaikan lima kali lipat di 2011 ketimbang posisi akhir 2010.
Tahun ini mereka mengicar kenaikan 150 persen dari 2011. Yang dilakukan dengan startegi penerapan teknlogi baru hingga melakukan penambahan macam produk.
General Manager Telkomvision Regional Jatim Syahril Chaniago mengungkapkan bahwa pada 2010 mereka memiliki sekitar 200 ribu pelanggan. Berkat strategi sinergi group yakni melalui pemasaran produk Telkom secara budling, maka terjadi kenaikan lima kali lipat untuk akhir 2011. Yakni mennjadi 1.000.494 juta pelanggan. Jatim sendiri menyumbang 15,3 persen dengan 153.461 pelanggan.
"Kami sekarang bicara pertumbuhan bukan persen tapi kali lipat. Masih tingginya potensi masyarakat yang membutuhkan layanan pay TV terlihat dari pencapaian pelanggan kami di akhir tahun lalu," ungkap dia saat ditemui, Kamis (5/1).
Jika hanya melihat dari kelompok masayarakat dengan pendapatan segmen A, B, C (kelas menegah dan menegah atas) maka diperkirakan ada potensi pasar sekitar enam juta jiwa. Sementara untuk Jatim, Syahril memperkirakan dari sekitar 37 juta penduduk Jatim, mungkin hanya satu persen saja yang sudah berlangganan televisi berbayar.
"Saya tidak punya data pastinya. Sebab saat ini angka industri memang belum ada yang mendata secara resmi. Jika kami klaim sebagai market leader pun sulit karena perusahaan lainnya belum transparansi mengenai jumlah pelanggan."
Selain itu, industri pay TV di tanah air juga belum mendapatkan dukungan penuh dari pemeritah untuk tumbuh.Antara lain dengan atauran pertelevisian nasional yang memungkinkan banyak sekali TV analog alias TV tak berbayar.
Sementara di negara tetangga, seperti Malaysia hanya memiliki satu TV tak berbayar. Kondisi tersebut menjadikan pertumbuhan bisnis maupun teknologi bidang tersebut di Indonesia masih ketinggalan jauh dengan sebut saja Vietnam.
"Di sana, industri py TV mereka sudah menggunakan teknologi decoder MPEG4. Sementara di Indonesia baru kami yang menggunakannya," lanjut dia.
Dengan penerapan teknologi tersebut, anak usaha Telkom itu bisa mempersembahkan total 90 channel bagi pelanggan mereka dari sebelumnya 48 channel saja. "Tentu saja kami juga akan melakukan penambahan paket layanan pada pelanggan."
Langkah tersebut diharapkan bisa mendongkarak pertumbuhan pelanggan sevacar nasional menjadi 2,5 juta di akhir 2012. Sedangkan Jatim sendiri mengicar lebih 225.800 ribu pelanggan pada penghujung tahun. (aan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saham Sektor Pertambangan Masih Suram
Redaktur : Tim Redaksi