Telur dan Daging Ayam Picu Inflasi Bulan Juli

Senin, 30 Juli 2018 – 07:36 WIB
Harga telur naik. Ilustrasi Foto: ANGGI PRADITHA/KALTIM POST

jpnn.com, JAKARTA - Harga telur yang sempat menembus Rp 30 ribu dalam dua pekan terakhir berpotensi memicu inflasi pada Juli ini.

Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, inflasi bulan ini diperkirakan mencapai 0,25 persen.

BACA JUGA: Kementan Lepaskan 12 Ton Ayam Beku untuk Operasi Pasar

Berdasar survei BI, pada awal Juli inflasi tercatat 0,13 persen. Angkanya terus naik hingga pekan keempat.

’’Kalau 0,25 persen, itu berarti inflasi year to date (ytd) 2,15 persen dan year on year 3,16 persen,’’ papar Mirza.

BACA JUGA: Strategi Jateng Kendalikan Inflasi Menjadi 2,72 Persen

Terkait dengan pemicu, telur ayam menyumbang inflasi 14 persen.

Daging ayam ras juga memberi andil inflasi 6,9 persen dan cabai rawit 19 persen. Komoditas pangan lainnya justru mengalami deflasi.

BACA JUGA: Penjual Daging Ayam Mulai Menjerit Minta Solusi

’’Daging sapi turun 1,35 persen. Bawang putih 4,7 persen. Cabai merah 6,6 persen,’’ imbuh Mirza.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menuturkan, inflasi Juli diprediksi berada di kisaran 0,21–0,26 persen.

Dia mengungkapkan, kenaikan harga ayam dan telur disebabkan mahalnya pakan ternak.

Komposisi pakan ternak hingga 30 persen diperoleh dari impor, yakni gandum, kedelai, dan jagung.

’’Saat rupiah melemah Rp 1.100 per USD (Rp 13.300 ke Rp 14.400) sejak Januari–Juli, langsung ditransmisikan ke tekanan biaya produksi ayam,’’ kata Bhima.

Tekanan inflasi lainnya bersumber dari kenaikan harga BBM nonsubsidi seiring harga minyak mentah di posisi USD 70 per barel.

Harga tiket transportasi udara juga terbilang masih tinggi meskipun momen Lebaran sudah selesai.

Kenaikan tiket pesawat dipengaruhi mahalnya bahan bakar avtur serta kenaikan biaya suku cadang impor.

Bhima pun menekankan bahwa inflasi pada semester kedua masih berpeluang meningkat.

Hal tersebut bisa berdampak pada target inflasi tahun ini yang melenceng dari perkiraan, yakni bisa 3,7 persen atau berada di atas target APBN 3,5 persen.

’’Harga barang di tingkat penjual naik meskipun permintaan masih lesu. Inflasi dari sisi penawaran mulai bergerak naik,’’ tutur Bhima. (ken/c19/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Jokowi Sebut Dua Defisit Ini Jadi Masalah Besar Nasional


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler